Lifestyle

Cerita Sunarko, dari Kuli Bangunan Kini Jadi Pengembang Real Estate Sukses di Jombang

×

Cerita Sunarko, dari Kuli Bangunan Kini Jadi Pengembang Real Estate Sukses di Jombang

Sebarkan artikel ini
AKRAB: Sunarko (tengah) dari kuli bangunan kini jadi pengembang real estate sukses.

DesaKita.co – Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil.

Itulah salah satu pesan yang bisa dipetik dari cerita sukses Sunarko, menapaki usaha bisnis di bidang properti.

Pak Koko, sapaan akrabnya, lahir di desa kecil di Jawa Timur pada 1977.

Baca Juga: Sempat Alami Kerusakan, Jembatan Bolong di Desa Sumberagung Jombang Akhirnya Diperbaiki

Ia anak keluarga petani sederhana. Ayahnya seorang petani padi yang menggarap lahan milik orang lain. Sementara ibunya menjual hasil kebun untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

’’Saya dilahirkan di lingkungan keluarga yang sederhana, ayah saya seorang petani di desa,’’ ungkapnya..

Pak Koko memulai perjalanan hidupnya dengan penuh kerja keras dan ketekunan.

Sebagai anak petani, ia sudah terbiasa membantu keluarganya di sawah sejak kecil. Namun, keterbatasan ekonomi memaksanya untuk meninggalkan bangku sekolah setelah lulus SD.

Dalam usahanya mencari nafkah, Pak Koko merantau ke kota dan bekerja sebagai buruh pabrik. Tidak puas dengan penghasilan yang terbatas, ia mencoba berbagai pekerjaan, termasuk menjadi kuli bangunan.

Baca Juga: Populasi Sapi di Jombang Capai 62 Ribu Ekor, Ini Langkah Dinas Peternakan Jelang Nataru

’’Meski pekerjaan menjadi kuli itu berat, namun saya bersyukur bisa belajar banyak tentang dunia konstruksi. Mulai dari teknik membangun hingga pengelolaan proyek,’’ imbuhnya.

Meskipun tidak berpendidikan tinggi, Pak Koko seorang pengamat yang baik. Ia selalu memperhatikan rumah-rumah besar yang sedang dibangun.

Suatu hari, saat pertama kali bekerja menjadi kuli, ia bertemu dengan seorang mandor bangunan bernama Jaya.

Dari obrolan singkat itu, Pak Koko mulai belajar tentang dasar-dasar pembangunan rumah.

’’Pak Jaya seperti melihat potensi dalam diri saya, dan mengajak saya bekerja sebagai tukang bangunan di proyek-proyek selanjutnya,’’ imbuhnya.

Dengan semangat yang luar biasa, Pak Koko mulai belajar segalanya: Cara mencampur semen, memasang bata, hingga menghitung kebutuhan bahan bangunan.

Ia sering bekerja lebih lama dibandingkan pekerja lain hanya untuk memastikan ia memahami prosesnya.

Tahun 2017-an, desa tempat Pak Koko tinggal mulai berkembang. Ada kabar bahwa sebuah perusahaan akan membuka kawasan industri kecil di sekitar desa.

’’Harga tanah perlahan naik, dan orang-orang mulai tertarik menjual lahan mereka,’’ imbuhnya.

Baca Juga: Libatkan Warga Desa Pulo Lor Jombang, PT Pondok Firdaus Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Amdal

Pak Koko, yang selama bertahun-tahun menabung dari pekerjaannya sebagai petani dan kuli bangunan, melihat ini sebagai peluang.

Dengan keberanian yang besar, ia bekerja sama dengan keponakannya, Tintus Puwandhita, membeli sepetak tanah kecil di pinggir jalan desa menggunakan seluruh tabungannya.

Di lahan itu, Koko membangun dua unit rumah sederhana untuk dijual.

’’Awalnya, orang-orang menertawakan keputusan saya. Petani jadi tukang rumah? Siapa yang mau beli?,’’ ucapnya menirukan omongan tetangga.

Namun, kerja keras dan dedikasi Pak Koko membuahkan hasil. Dua rumah itu terjual dengan cepat. Bahkan memberikan keuntungan besar yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Keuntungan pertama itu membuka jalan baginya dan keponakannya untuk berpikir lebih besar.

’’Saya dan keponakan mulai membeli lahan-lahan kecil lainnya di sekitar desa, mengembangkan rumah komersil, dan menjualnya dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat desa yang membutuhkan,’’ urainya.

Baca Juga: Ancam Pengguna Jalan, Jembatan di Desa Sumberagung Jombang Bolong

Dalam tujuh tahun, nama Pak Koko dan keponakannya dikenal luas di daerahnya sebagai pengembang real estate yang sukses.

Ia mendirikan perusahaan besar bernama PT Kembang Kembar Grup, yang fokus pada pembangunan perumahan komersil dengan design custom sesuai permintaan.

’’Sekarang saya sedang mengembangkan Perumahan Padma Tjoekir Village dan Grand Paritan Permai,’’ terangnya.

Ia pun berbagi tips membeli rumah di perumahan.

Di antaranya, tentukan anggaran dengan jelas, pilih lokasi strategis, pelajari reputasi developer, tinjau spesifikasi rumah, perhatikan legalitas dan sertifikat. Kunjungi langsung ke lokasi, tinjau fasilitas perumahan serta pahami skema pembayaran.

’’Termasuk perhatikan lingkungan sosial,’’ sarannya.

Kesuksesan tidak membuat suami Sri Aminah ini lupa diri. Pak Koko menggunakan sebagian keuntungannya untuk membangun fasilitas umum di desanya.

Baca Juga: Monitoring Kesiapan Pilkada 2024, Upaya Pemkab Jombang Minimalisir Resiko Kerawanan

’’Saya bangun musala, taman bermain, dan jalan desa yang lebih baik. Saya juga memberikan bantuan kepada para petani kecil agar mereka bisa meningkatkan hasil panen,’’ ungkapnya.

Pak Koko juga sering berbagi kisah hidupnya kepada anak-anak muda di desanya.

’’Saya memang tidak sekolah tinggi, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Kalau kita mau belajar, kerja keras, dan tidak takut mengambil risiko, Tuhan pasti kasih jalan,’’ bebernya.

Hari ini, Pak Koko bukan hanya seorang pengembang sukses, tetapi juga menginspirasi bagi banyak orang.

Dari petani sederhana yang hanya tamatan SD, ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa dicapai oleh siapa saja, asal ada kemauan dan keberanian.

’’Saya tidak pernah melupakan sawah tempat saya dibesarkan. Itu yang mengajarkan saya arti kerja keras, kesederhanaan, dan mimpi,’’ tandas Pak Koko. (naz/jif)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *