Desakita.co – Jalan berlubang di musim hujan mulai bertebaran di sejumlah titik. Di antaranya di Desa Gedangan, Kecamatan Sumobito, aspal jalan tak lagi mulus. Begitu juga jalan kabupaten Cukir-Mojowarno juga rusak berat hingga warga yang kesal menanam pohon pisang.
Pantauan di lokasi, jalan penghubung Desa Gedangan, Kecamatan Sumobito dengan Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben penuh dengan lubang. Setelah turun hujan, di sepanjang jalan itu jadi genangan air.
Pengemudi roda dua yang melintas harus lebih berhati-hati. Terlebih, genangan tak hanya di bahu jalan, tapi melebar hingga ke badan jalan. ”Rusak sudah lama, bertahun-tahun belum diperbaiki,” keluh Rusdan salah seorang warga.
Menurutnya, akses jalan penghubung antar kecamatan itu memang selalu ramai kendaraan. Hanya saja setiap hujan turun, jalan tersebut menjadi genangan air. ”Karena saking lamanya lubang dibiarkan, musim hujan jadi kubangan air,” imbuh dia.
Hingga saat ini, jalan rusak juga belum ada perbaikan. Hanya jalan dari arah pasar desa (Dusun Borocilik) menuju Desa Ngrandulor (Kecamatan Peterongan) yang sudah diperbaiki. “Tahun lalu sudah dicor. Semoga arah Kesamben juga diperbaiki,” kata Rusdan.
Hal sama juga terlihat di ruas Cukir-Mojowarno. Warga yang jengkel, kemudian menanam pohon pisang itu di titik jalan rusak. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk protes jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.
Seperti terpantuan Senin (5/2) siang, kerusakan jalan itu terlihat di Dusun Tanjunganom, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek. Lubang jalan tersebut cukup lebar dan dalam. Bisa dipastikan, setelah hujan, maka jalan berubah jadi tergenang hingga membahayakan pengguna jalan. ”Kerusakaannya itu sudah lama,” celetuk Dedy salah seorang warga sekitar.
Baru beberapa hari ini warga menanam pohon pisang di jalan rusak tersebut. Sebelumnya warga hanya memasang batang bambu dan diberi tanda dengan kantong kresek. Batang bambu dan kantong kresek itu sebagai penunjuk bagi pengguna jalan lain, karena jalan kabupaten dalam keadaan rusak. ”Sekaligus tanda protes agar segera diperbaiki,” tegas dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi, mengaku akan segera melakukan pengecekan ke lokasi. Sejauh ini, pemeliharaan rutin ada namun rencana rehabilitasi di ruas jalan Cukir-Mojowarno belum ada. “Kami akan cek terlebih dahulu,” ujarnya.
Dia menyebut, ruas Cukir-Mojowarno memang sering mengalami kerusakan karena banyak truk bertonase lebih yang melintas begitu saja. ”Setiap malam truk bertonase lebih dari 8 ton melintas. Jadi jalan mudah rusak,” ungkapnya.
Padahal, sudah jelas rambu lalu lintas truk bertonase lebih dilarang melintas di ruas jalan tersebut. “Tapi kenyataannya masih banyak yang melanggar. Padahal rambu lalu lintas sudah dipasang di pertigaan Cukir dan Mojowarno,” pungkas Bayu. (fid/yan/bin/ang)