Desakita.co – Kondisi saluran air di Desa Badas, Kecamatan Sumobito kembali dikeluhkan warga.
Pasalnya, kondisi saluran air yang berada di pinggir jalan kabupaten itu memutih dan mengeluarkan bau tak sedap. Warga berharap pemerintah bisa segera menangani permasalahan tersebut.
Seperti yang terlihat Jumat (4/10) siang, kondisi sungai ini masih menyebarkan bau tak sedap yang menyengat. Bahkan di hilir bendungannya, air bahkan terlihat tak cuma memutih, namun berbusa.
”Sepanjang musim kemarau selalu begini kondisi sungai di sini, airnya tinggal air limbah saja,” ungkap Mustakim, 50, warga di lokasi.
Ia menduga, kondisi air sungai yang memutih dan berbusa disebabkan tercemar limbah produksi tahu yang dibuang ke saluran.
”Karena kondisi sungainya juga memang airnya sedikit, jadinya begini ini kondisinya,” terangnya.
Ia berharap, masalah itu bisa menemukan solusi agar kondisi bau busuk itu tak terus-terusan muncul.
“Ya semoga ke depan ada solusi juga, biar setiap lewat ndak harus tutup hidung,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid SDA Dinas PUPR Jombang Sultoni juga mengakui kondisi itu. Ia menyebut, kondisi saluran air itu memang sedang minim gelontoran air dari wilayah hulu.
”Jadi, saluran itu adalah bagian dari Daerah Irigasi (DI) Siman, dan posisinya di Siman sekarang ini airnya sangat kecil,” lontarnya.
Gelontoran Air, lanjut Sultoni, hanya mampu mensupleksi kebutuhan air dari wilayah hulu hingga pertengahan DI Siman saja.
Baca Juga: DPW LDII Jawa Timur dan Ponpes Gadingmangu Jombang Sukses Adakan Kerja Bersama Bakti untuk Negeri
”Sementara di Badas itu kan memang posisinya adalah hilirnya DI Siman, jadi tidak kebagian air,” lontarnya.
Kondisi saluran itu, juga diakuinya diperparah dengan banyaknya sejumlah usaha tahu yang ikut membuang limbahnya ke sungai.
”Jadi, selain di Sekunder Rejoagung 2, masalah limbah tahu masuk saluran juga muncul di Sumobito juga memang,” pungkasnya. (riz/naz)