Desakita.co – Pemkab Jombang mulai melakukan pendataan warga terdampak bencana tanah longsor di Dukuh Banturejo, Dusun Jumok, Desa Sambirejo.
Langkah ini dilakukan sebagai persiapan memboyong warga ke huntara (hunian sementara).
Pasalnya, berdasarkan hasil kajian, di area titik longsor, rawan terjadi longsor susulan. Meski begitu, lokasi huntara sampai saat ini belum ditetapkan.
”Jadi pak Pj bupati (Teguh Narutomo) sudah memimpin rapat membahas huntara (untuk korban terdampak longsor),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Jombang Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas dikonfirmasi, Minggu (26/1).
Pihaknya juga berkoordinasi pemerintah desa dan camat terkait data warga yang terdampak longsor, serta terkait penyiapan huntara. Sebab, di lokasi terjadinya longsor, berdasarkan hasil kajian, rawan terjadi longsor susulan.
”Kita anjurkan untuk relokasi, sebab di lokasi tersebut rawan terjadi longsor susulan.
Sekarang kami menunggu hasil pendataan pemdes (pemerintah desa) dan camat. Artinya di mana lokasi yang memungkinkan dan sebagainya,” ujar dia.
Disinggung terkait kesiapan anggaran untuk pengadaan lahan dan pembangunan hunian smeentara bagi warga terdampak tanah longsor, Wiku menyebut kemungkinan menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga).
”Kebutuhan huntara mengarahnya menggunakan BTT,” tutur Wiku.
Sementara itu, kegiatan pembersihan material longsor sementara masih dihentikan. Sebab, di lokasi tersebut rawan longsor sehingga membahayakan personel.
”Koordinasi dengan Basarnas, lokasinya sangat labil, ketika intensitas hujan tinggi rawan longsor.
Sehingga sekarang dipasang police line supaya masyarakat tidak mendekat atau ke lokasi itu,” ujar dia.
Menurut Wiku, ketika hujan turun tak sedikit warga yang mengungsi ke posko penanganan bencana di balai desa.
”Dari Basarnas sebenarnya menyarankan seluruh masyarakat pindah, artinya direlokasi,” ujar Wiku. (fid/naz)
Respon (7)