Potensi

Unik, Kerajinan Pot dan Patung di Desa Jogoloyo, Sumobito Jombang Ini Gunakan Pasir Lumajang, Hasilnya Keren dan Awet

×

Unik, Kerajinan Pot dan Patung di Desa Jogoloyo, Sumobito Jombang Ini Gunakan Pasir Lumajang, Hasilnya Keren dan Awet

Sebarkan artikel ini
KREATIF: Nuzurul Anam, 50 warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito saat membuat pot kreasi di rumahnya.

Desakita.co – Berawal dari hobi, kini Nuzurul Anam, 50 warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito dapat mendulang pundi-pundi rupiah per bulan. Ia membuat aneka kerajinan pot dan berbagai macam patung untuk hiasan rumah.

Anam menjelaskan, kegiatan memproduksi pot dan patung itu dilakukannya sejak lima tahun terakhir. ”Saya sudah menekuni pembuatan pot kreasi dan patung berbahan semen sejak lima tahun terakhir,’’ ujar dia.

Pantauan dilokasi, Anam, sapaan akrabnya, membuat aneka pot dan patung-patungan dengan beberapa bahan. Misalnya, bahan semen hitam, pasir Lumajang dan beberapa bahan lainnya.

”Awalnya ingin meyalurkan hobi. Tapi lama kelamaan jadi kegiatan rutin setiap akhir pekan,’’ tambahnya.

Di tangan Anam, berbagai aneka kerajinan dibuat. Mulai pot, bak mandi, aneka patung dan lain-lain. ”Ya buat berbagai macam patung juga bisa, tapi harus sabar karena saya bisanya mengerjakan Sabtu-Minggu atau waktu lama sepulang kerja saja,’’ tambahnya.

Ia menambahkan, dalam membuat pot dan patung ia menggunakan pasir Lumajang. Pasir dengan tekstur lembut dan berwarna hitam itu banyak memiliki kandungan besi. Sehingga dapat meningkatkan kualitas barang. Patung dan pot jadi lebih kuat dan awet.

Selain itu, Ia juga menambah dengan bahan tambahan teraso atau gilingan marmer. ”Kalau kata pelanggan saya, patung dan pot buatan saya ini awet,’’ tandasnya.

Sementara itu, untuk harga pot dan patung buatan Anam, tergantung tingkat kerumitan. Semakin rumit, semakin mahal pula harganya.

Anam menjelaskan, patung dan pot buatannya harganya bervariatif. Untuk jenis pot dijual mulai Rp 25.000 sampai Rp 10.000. Sedangkan, untuk jenis patung mulai Rp 100.000 sampai Rp 2,5 juta.

”Untuk harga tergantung motif dan ukuran. Semakin besar dan rumit semakin mahal,’’ ujar dia.

Selama ini, karena keterbatasan waktu, Anam hanya mengandalkan media sosial serta getok tular dari mulut ke mulut untuk memasarkan dagangannya. Misalnya menjual di depan rumahnya. ”Pemasaran di depan rumah saja. Kadang, ada tengkulak dari Mojokerto kediri dan Jombang,’’ papar dia.

Dalam sebulan, pendapatan Anam tak menentu tergantung banyak sedikit pot dan patung yang terjual. ”Kalau pendapatan tidak banyak. Tapi alhamdulillah bisa untuk tambahan pendapatan keluarga,’’ pungkasnya.(ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *