Pemerintahan

Lebih Dekat Sosok Plt Kacabdindik Jombang, Pinky Hidayati: Berjuang untuk Pendidikan dan Agama

×

Lebih Dekat Sosok Plt Kacabdindik Jombang, Pinky Hidayati: Berjuang untuk Pendidikan dan Agama

Sebarkan artikel ini
Plt Kacabdindik Jombang, Pinky Hidayati SPsi MPsi

Desakita.co – Ilmu harus diiringi dengan organisasi. Begitu menurut Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jombang, Pinky Hidayati SPsi MPsi. Sejak dulu, Pinky dididik menjadi pejuang, utamanya dalam hal pendidikan dan agama.

’’Setinggi apapun ilmu, pasti kita akan kembali ke masyarakat. Di organisasi kita belajar bermasyarakat,’’ jelasnya.

Pinky lahir dan besar di Jakarta. Ia mulai pendidikannya di SDN Kemayoran 14 Jakarta. Kemudian melanjutkan ke SMPN 227 Jakarta dan ke SMAN 1 Jakarta. Setelahnya, ia melanjutkan ke Universitas Padjajaran jurusan Psikologi. Lalu S2 di Unair Surabaya jurusan Psikologi Klinis Anak.

Dalam tubuh Pinky, mengalir darah salah satu tokoh agama asal Jombang. Pinky merupakan putra pasangan  H Munir Siradj dan Hj Lili Zakiah Mahfudz dari Pondok Pesantren Salafiyyah Seblak, Diwek.

Masa mudanya ia habiskan untuk berorganisasi. Dia memilih organisasi yang mencerminkan komitmen terhadap pendidikan, pemberdayaan perempuan, kebencanaan, dan olahraga.

Pinky pernah menjadi wakil ketua PP IPPNU 2003-2006. ’’Ini yang menjadi fondasi keterlibatan saya dalam dunia pendidikan dan perempuan muda,’’ jelasnya.

Peran ini berlanjut dalam badan otonom Nahdhatul Ulama (NU) khususnya di Fatayat NU, Muslimat NU Jatim, dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU terutama dalam penguatan komunikasi publik dan penanggulangan bencana. ’’Di ranah pengembangan masyarakat dan pesantren, saya memimpin CePDeS (Center for Pesantren and Democracy Studies) 2011–2015,’’ terangnya.

Baca Juga: Perkuat Keamanan di Lingkungan Desa, Pemdes Mojowangi Jombang Hidupkan Siskamling

Bahkan, tidak hanya bergerak di organisasi keagamaan, Pinky juga terlibat di kepengurusan olahraga. Dia pengurus pusat PSSI. Juga sebagai anggota komite sepak bola wanita dan manajer tim.

’’Pada 2016, saya menjadi bagian dari FIFA Ad Hoc Committee yang bertugas secara resmi menangani isu-isu dan masalah persepakbolaan Indonesia yang membutuhkan reformasi,’’ jelasnya.

Dia vakum dari PP IPPNU setelah menikah dengan RKH Imron Abd Fattah dan diboyong ke Bangkalan. Di sana ia kemudian diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bangkalan.

Kemudian menjadi kepala seksi pencegahan bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim. Selama di BPBD, ia meraih prestasi menjadi juara lomba ilmu kebencanaan nasional 2017 di Sorong Papua.

Ia kemudian ke Dinas Sosial, menjadi kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Pamekasan. Lalu kepala UPT Rehabilitasi Anak di Surabaya. Setelah itu menjadi kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bangkalan.

Keterlibatannya di organisasi juga terus berjalan. Ia aktif sebagai pengurus Fatayat NU Jatim, dan sekarang menjabat sebagai pengurus Muslimat NU Kabupaten Bangkalan Bidang Pendidikan.

Baca JugaLewat Safari Ramadan, Pemdes Sumberagung Jombang Perkuat Kerukunan Antarwarga

Organisasi merupakan caranya belajar untuk terjun ke masyarakat. Di NU, selain karena bagian dari zurriyah, juga melestarikan nilai yang terkandung di Aswaja.

’’Kalau kita gak aktif di kegiatan NU, siapa yang akan melestarikan nilai yang terkandung di Aswaja,’’ ungkapnya. Ia ingin menjadi salah satu generasi penggerak, sebab jika generasi tidak bergerak, maka nilai Aswaja semakin tidak dikenal.

Ketertarikannya pada organisasi juga ia tularkan ke anak-anaknya. Putra pertamanya dr Farhat Surya Ningrat SpKK merupakan Direktur RSUD Bangkalan. Juga aktif sebagai pengurus PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Anak keduanya, Abdil Halimis Stani ST MSc, merupakan Manager Lingkungan Pertamina-Medco E&P Simenggaris. Juga aktif di organisasi lingkungan sebagai pecinta lingkungan.

Putra ketiga, Muhammad Zaid, yang kini masih mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair Surabaya. Juga aktif sebagai pengurus BEM FK Unair Surabaya.

’’Ilmu jika tanpa diiringi organisasi nanti jadi kaku, anak-anak saya dorong untuk berorganisasi,’’ ungkapnya.

Pinky tergugah semangatnya berjuang di pendidikan terinspirasi sang kakek, KH Mahfudz Anwar dan neneknya, Nyai Abidah Ma’shum Ali. Keduanya merupakan ulama yang peduli terhadap pendidikan, khususnya mengangkat harkat dan martabat perempuan untuk belajar membaca dan menulis.

’’Sejak kecil, saya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kental dengan budaya belajar dan mengajar,’’ katanya. Setiap percakapan di rumah selalu sarat dengan kisah-kisah tentang dunia pendidikan dari berbagai bidang keilmuan.

Lingkungan pendidikan itulah yang tanpa disadari membentuk cara pandang Pinky terhadap pentingnya ilmu pengetahuan serta menumbuhkan kecintaan mendalam terhadap dunia pendidikan.

’’Didorong oleh nilai-nilai tersebut, saya menempuh pendidikan di bidang psikologi, memulai studi di Universitas Padjadjaran dan melanjutkannya di Universitas Airlangga,’’ kata wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari 1979 tersebut.

Setiap tahap pendidikan bukan hanya memperkaya wawasan akademik, tapi juga mengukuhkan prinsip menjadi pembelajar sejati adalah perjalanan yang tidak pernah berakhir.

’’Berbekal pengalaman tersebut, saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi nyata di dunia pendidikan. Dengan semangat, dedikasi, dan rasa tanggung jawab yang penuh,’’ kata warga Jl Teuku Umar, Senenan, Bangkalan.

Kepedulian terhadap pendidikan itu dapat betul-betul dia perjuangkan sekarang. Selain menjadi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bangkalan, per 1 Juni dia juga mendapatkan tugas tambahan sebagai Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang.

Jarak yang jauh antara Bangkalan dan Jombang bukan penghalang baginya. Semangatnya terus bergelora berjuaang di pendidikan. Bijak dalam membagi waktu menurutnya sangat penting dalam menjalani perannya sekarang. Dua hari di Bangkalan dan tiga hari di Jombang, menurutnya paling bijak.

’’Karena dari sisi jumlah, Jombang siswanya lebih banyak, sekolahnya lebih banyak, jadi tiga hari di Jombang dan dua hari saya di Bangkalan,’’ jelasnya.

Kepeduliannya kepada pendidikan juga diganjar dengan Madura Award bidang Pendidikan 2023 yang diadakan Jawa Pos Radar Madura. Ia juga dinobatkan sebagai tokoh pendidikan inspiratif 2024 oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) wilayah Madura. Kini ia mendapatkan penghargaan inovasi terbanyak dalam East Java Innovative Education Summit (EJIES) oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bersama Jawa Pos.

Sederet prestasi itu didapatkan karena Pinky merupakan sosok yang memiliki prinsip tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. ’’Apapun tantangannya pasti ada jalan keluar, harus berusaha terbaik untuk mengeliminir tantangan agar jadi sebuah peluang,’’ tegasnya. (wen/jif)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *