Potensi

Rutin Setiap Bulan Suro, Desa di Jombang Ini Adakan Kirab Jodang Berisi Hasil Bumi dan Jajanan Pasar

×

Rutin Setiap Bulan Suro, Desa di Jombang Ini Adakan Kirab Jodang Berisi Hasil Bumi dan Jajanan Pasar

Sebarkan artikel ini
URI-URI BUDAYA: Warga Desa Turipinggir Kecamatan Megaluh saat berebut makanan usai dikirab, Jumat (19/7).

Desakita.co – Pemerintah Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang berupaya melestarikan tradisi leluhur.

Salah satunya, tradisi kirab jodang yang diadakan rutin setiap tahun pada bulan Suro.

Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas rezeki dan hasil panen yang melimpah.

Kepala Desa Turipinggir, Gunasir Wibowo, menyampaikan, tradisi kirab jodang sudah lama diadakan masyarakat Dusun Paras.

’’Tradisi ini dilakukan setiap tahun secara rutin setiap Suro pada Jumat pahing,’’ ujarnya.

Baca Juga: Desa Sambirejo Jogoroto Jombang Peringati Asyura, Pemdes Rutin Santuni Anak Yatim

Warga mengumpulkan makanan sebagai sedekah bumi yang berisi jajan tradisional, buah dan sayur-sayuran segar hingga jajanan pasar.

Makanan tersebut, kemudian dimasukan dalam jodang atau wadah yang terbuat dari kayu berbentuk persegi.

Jodang itu lantas di arak keliling desa. ’’Di kirab kemudian di arak ke makam,’’ jelasnya.

Tradisi kirab jodang murni diadakan dan diikuti warga Desa Turipinggir.

Dalam tradisi tersebut, warga melaksanakan mbantak atau makan bersama di makam leluhur desa untuk menghormati perjuangan leluhur mbabat desa.

’’Ini merupakan tasyakuran makan bersama yang disebut mbantak yang artinya menghormati nenek moyang yang sudah berjasa menebang pohon yang dulunya hutan dijadikan lahan pemukiman di Desa Turipinggir,’’ tambahnya.

Baca Juga: Warga Desa Sumberagung Jombang Mulai Tertarik Budi Daya Ikan, Pemdes Bantu Fasilitasi Pemasaran

Tujuan tradisi kirab jodang adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan kepada warga desa.

’’Tradisi mbantak sendiri dilaksankan di makam nenek moyang,’’ paparnya.

Usai diarak, makanan yang berada di dalam jodang kemudian dijadikan rebutan warga. Ratusan warga tampak tumplek blek berebut makanan yang ada.

’’Kegiatan ini juga kita meriahkan dengan pagelaran wayang kulit,’’ ungkapnya. (ang/jif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *