DesaKita.co – Benang warna-warni di tangan Yuli Kristiani, 30, ibu rumah tangga asal Desa Sengon, Kecamatan Jombang, berubah menjadi karya bernilai tinggi.
Boneka, bunga, hingga tas rajut hasil karyanya tak hanya cantik, tapi juga mendatangkan cuan.
Dari hobi merajut, Yuli kini mampu meraup penghasilan Rp 3–5 juta per bulan.
”Semua ini rajutan buatan sendiri, home made,” ujarnya sambil menunjukkan boneka kelinci yang baru selesai dirajut.
Ia bercerita, awalnya hanya memiliki kegemaran mengoleksi boneka dan sesekali belajar merajut untuk mengisi waktu luang.
Namun sejak mengikuti pelatihan keterampilan pada 2024, ia mulai menekuni seni rajut secara serius.
Ketertarikannya mengarah pada amigurumi, seni rajut boneka asal Jepang yang menampilkan karakter lucu seperti hewan, tumbuhan, hingga tokoh anime.
”Awalnya iseng aja belajar dari YouTube. Lama-lama banyak teman yang pesan, akhirnya saya tekuni sampai sekarang,” ujar Yuli Kristiani, sambil menunjukkan boneka berbentuk kelinci yang baru saja ia selesaikan.
Dalam sehari, Yuli mampu memproduksi tiga hingga empat boneka atau tas rajut dari benang. Tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. ”Semua dikerjakan manual,” imbuhnya.
Produk-produknya dipasarkan secara daring, dengan harga mulai Rp 5 ribu untuk gantungan kunci kecil, hingga Rp 350 ribu untuk boneka besar dengan tingkat kerumitan tinggi.
”Yang paling mahal hingga Rp 350 ribu untuk boneka ukuran besar dengan tingkat kerumitan tinggi,” lontarnya.
Kini, karya Yuli tak hanya diminati warga sekitar. Pemesan datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya dan Tangerang. Dari hasil penjualan itu, Yuli mampu mengantongi penghasilan rata-rata Rp 3–5 juta per bulan. (riz/naz)