Desakita.co – Pemerintah Desa (Pemdes) Mojowangi, Kecamatan Mojowarno menaruh perhatian besar terhadap keamanan lingkungan.
Salah satunya dengan menghidupkan kegiatan program siskamling (sistem keamanan lingkungan).
Saat ini, di masing-masing rukun tetangga (RT) sudah memiliki dua poskamling. Setiap harinya warga dijadwal bergiliran berjaga.
Kepala Desa Mojowangi Pramono Hadi menerangkan, kegiatan poskamling di desanya sudah berjalan sejak dulu.
Wilayah Desa Mojowangi terbagi dalam empat dusun, meliputi Dusun Mojowangi, Mojodukun, Kembangsore, dan Dusun Mojoroto. ”Sekarang di tiap RT punya dua poskamling,” terangnya.
Dengan adanya poskamling lingkungan menjadi aman. Pasalnya, tiap harinya warga bergiliran menjaga poskamling.
”Jadi sudah ada jadwal, sehingga setiap harinya warga bergiliran berjaga,” bebernya.
Selain melakukan patroli keliling lingkungan, warga yang mendapat giliran jaga juga mengambil jimpitan sukarela dari masing-masing rumah warga.
Baca Juga: Lewat Safari Ramadan, Pemdes Sumberagung Jombang Perkuat Kerukunan Antarwarga
”Bersama warga, kami telah menyepakati besaran jimpitan adalah minimal sebesar Rp 500 setiap hari dan tidak boleh dirapel alias harus ditaruh di tempatnya setiap hari,” tambah Pramono Hadi.
Selain jimpitan, para warga juga sepakat membayar iuran wajib sebesar Rp 5.000 per bulan.
Hasil iuran dan jimpitan yang terkumpul akan dikembalikan lagi ke masyarakat dalam berbagai bentuk, mulai dari perawatan dan perbaikan poskamling yang rusak, kelengkapan fasilitas pendukung (jaringan wifi,water heater, CCTV hingga televisi).
Selain itu juga digunakan untuk konsumsi warga saat mendapat giliran jaga.
”Tapi semua ada pembukuannya, jadi setiap pemasukan dan pengeluaran semua tercatat dengan baik.
Baca Juga: Bangun Drainase dari Dana Desa, Cara Pemdes Sumberagung Peterongan Jombang Atasi Persoalan Banjir
Pembangunan poskamling juga hasil swadaya warga,” bebernya.
Menurutnya, selain keamanan lingkungan terjaga, melalui kegiatan siskamling juga juga jadi ajang mempererat kerukunan antarwarga. Antara warga yang satu dengan yang lain bisa saling kenal sehingga tercipta kebersamaan antarwarga.
”Terlebih warga di sini sangat majemuk, di sini umat muslim dan nasrani bisa hidup guyup, rukun antar satu dengan yang lain,” tandasnya. (dwi/naz)