PemerintahanPotensiWisata

Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi Berkreasi Sulap Sampah Bambu Jadi Miniatur Kapal Pinisi

×

Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi Berkreasi Sulap Sampah Bambu Jadi Miniatur Kapal Pinisi

Sebarkan artikel ini
KREATIF: Pemuda Desa Mojowiryo memamerkan karya seni miniatur kapal pinisi saat lomba pemuda pelopor yang digelar Disbudporapar Kabupaten Mojokerto beberapa waktu lalu.

DesaKita.co – Tidak selamanya yang kotor itu buruk. Di tangan pemuda kreatif Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi, sampah bambu sisa banjir justru disulap menjadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi, yakni miniatur kapal pinisi.

Bahkan, kerajinan komunitas Ecoart Karya Luhur ini mampu lolos 10 besar lomba pemuda pelopor yang digelar Dinas Kebudayaan Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto.

Kepala Desa Mojowiryo Taufik Abbas menuturkan, pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas utama program kerja Desa Mojowiryo tahun 2025.

Pilihan ecoart tak lepas dari latar belakang Desa Mojowiryo yang kerap dilanda banjir saat musim penghujan tiba.

Baca Juga:  Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi 101 Tahun Usia Desa, Warga Sumbang 400 Tumpeng

Di mana, air kiriman dari Jombang melalui Sungai Marmoyo selalu meninggalkan sampah yang menumpuk di lingkungan sekitar desa dengan tiga dusun ini, khususnya sampah rumpun bambu.

Dari kondisi itu, masyarakat, khususnya para pemuda tercetus ide untuk memanfaatkannya menjadi barang bernilai ekonomi.

Salah satunya disulap menjadi karya seni miniatur kapal pinisi yang dapat dipajang di ruang kerja atau ruang tamu.

’’Mojowiryo itu daerah bencana. Kalau banjir, sampah bambu dari Jombang menumpuk di dam sungai. Sampah itu yang dimanfaatkan jadi kerajinan. Bisa kapal, rumah dan bentuk lain sesuai pesanan,’’ ungkapnya.

Baca Juga:  Wujud Kepedulian Masyarakat, Bank Jatim Serahkan 4 Hewan Kurban Saat Idul Adha

Dua tahun mengeksplorasi diri, 10 pemuda yang tergabung di Ecoart Karya Luhur kini berani menunjukkan tajinya.

Tidak sekadar ikut serta di sejumlah pameran, mereka juga berani tampil di sejumlah perlombaan kreativitas.

Salah satunya lomba pemuda pelopor yang digelar Disbudporapar Kabupaten Mojokerto sejak September lalu.

Dari 304 desa, miniatur kapal pinisi ini berhasil menyisihkan sejumlah karya seni lain dengan lolos 10 besar.

Baca Juga:  Optimalkan Penggunaan Dana Desa, Infrastruktur Desa Tanjunggunung Kini Semakin Berkembang

Bahkan, mereka kini tengah berjuang mampu lolos ke babak empat besar atau final untuk menentukan juaranya.

Tak sekadar ikut lomba, mereka juga melayani pemesanan kerajinan miniatur dari galeri seni di Jogjakarta maupun Bali untuk dijual ke konsumen, baik wisatawan asing maupun dalam negeri.

’’Kami sudah lolos 10 besar dan sedang menuju 4 besar. Tergantung tingkat kerumitan atau detail pesanan, bentuk maupun ukuran yang diminta,’’ pungkasnya. (far/ris)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *