Desakita.co – Satu abad lebih terbentuknya Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi, 24 januari lalu dirayakan pemerintah desa dengan menggelar tasyakuran di balai desa. Tak kurang dari 400 tumpeng sumbangan sukarela warga ludes diserbu. Kebersamaan dan keikhlasan warga menjadi cita-cita bersama pemerintah desa (pemdes) dalam mewujudkan kemuliaan.
Dalam peringatan 101 tahun itu, pemdes juga turut menggelar wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Tumurune Wahyu Kamluyan. Pilihan lakon tersebut tak lepas dari harapan warga agar senantiasa bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan Tuhan. Termasuk, agar menjalin kebersamaan demi mewujudkan kemuliaan.
Namun, sebelum wayangan, seluruh warga turut diundang untuk ikut tasyakuran dengan menggelar tumpengan. Berbeda dengan tahun lalu yang dirayakan dengan empat gunungan tumpeng besar, peringatan 101 tahun Mojowiryo tahun ini dirayakan dengan sederhana. Di mana, warga menyumbangkan tumpeng kecil secara sukarela lalu dikumpulkan sebelum dibagi dan dinikmati bersama. ’’Kami mengangkat tema terciptanya kebersamaan dan rasa syukur ini demi mewujudkan keikhlasan dan kemuliaan Desa Mojowiryo di tengah musibah dan bencana yang melanda,’’ ungkap Kepala Desa Mojowiryo, Taufik Abbas.
Dirinya mengaku, Desa Mojowiryo selama ini tidak pernah merayakan ruwat desa layaknya desa lain sebagai penanda terbentuknya wilayah. Lantaran, Mojowiryo baru terbentuk di era kolonial, yakni penggabungan dua Desa antara Kemlaten Sari dengan Desa Jompong yang terbentuk tanggal 24 Januari 1924. Fakta tersebut setelah pemerintah desa menemukan dokumen kuna tentang pengesahan Mojowiryo sebagai desa pada administrasi Kecamatan Kemlagi akhir tahun 2023 lalu.
Temuan tersebut lantas disahkan lewat perdes sebagai hari lahir atau terbentuknya Mojowiryo yang dirayakan setiap tahun. ’’Setelah diinventarisir dokumen aslinya, kami menetapkan 24 Januari sebagai awal disahkannya Desa Mojowiryo,’’ pungkasnya. (far/fen)











