Pemerintahan

Sempat Dilirik Investor, Kini Nasib Pusat Oleh-oleh Milik Pemkab Jombang di Desa Pesantren Tembelang Tetap Sepi

×

Sempat Dilirik Investor, Kini Nasib Pusat Oleh-oleh Milik Pemkab Jombang di Desa Pesantren Tembelang Tetap Sepi

Sebarkan artikel ini
MATI SURI: Pasar dan Pusat Oleh-oleh Jombang di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang makin sepi.

Desakita.co – Pasar dan Pusat Oleh-oleh Jombang di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, yang akan dilirik investor atau pihak ketiga belum ada titik temu.

Pemkab Jombang masih sebatas melakukan kajian paparan dari pihak investor tahun lalu.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang Suwignyo, mengatakan sampai sekarang belum ada keputusan bakal dikelola investor atau tidak.

”Masih berproses, jadi belum ada kesepakatan,” katanya, Rabu (20/3).

Untuk sementara, sebagaimana dalam paparan awal, pihak investor hendak mengelola aset daerah itu dengan sistem sewa.

Pemkab Jombang sendiri menawarkan dua opsi. Yakni, dengan menggunakan sistem sewa atau bagi hasil.

”Misalnya sewa, kami juga perlu merumuskan tentang appraisal sewa berapa, karena di sana belum pernah di-appraisal, selain gedung lahan di belakang juga dihitung,” tutur Suwignyo.

Ketika pemkab sudah memberi sinyal hijau untuk dikelola pihak investor, maka desain bangunan tak boleh diubah.

”Pada dasarnya bangunan yang sudah berdiri tidak boleh diubah. Kalau dibuat pasar sudah tidak memungkinkan, butuh investor masuk,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pihak investor sudah melakukan paparan terkait Pasar dan Pusat oleh-oleh Jombang.

Pihak investor itu menyampaikan pemanfaatan gedung untuk rest area dengan membangun 30 kamar mandi dan musala. Sehingga bentuk desain bangunan bakal diubah.

Pada 2016 lalu, Pemkab Jombang menggelontorkan anggaran fantastis hingga Rp 1,2 miliar untuk merehabilitasi Pasar Ngrawan.

Selain ingin menghidupkan pasar, rencananya sekaligus merelokasi pedagang di Jl Seroja dan Jl Mimbar agar berjualan kembali ke Pasar Ngrawan.

Sayang, setelah pembangunan selesai, pedagang menolak pindah. Alhasil, bangunan pasar yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu tetap sepi.

Selanjutnya, pada 2019, Pemkab Jombang kembali menggelontorkan anggaran sekitar Rp 200 juta untuk merehab Pasar Ngrawan untuk menjadi Pusat Oleh-oleh Jombang.

Namun, sejak diresmikan Oktober 2021, keberadaan Pusat Oleh-oleh tetap sepi.

Tak berhenti di situ, pada 2022, kembali dialokasikan anggaran Rp 178 juta untuk merehab lapak dan membuat fasilitas rest area.

Namun, lagi-lagi upaya itu belum membuahkan hasil. Hingga sekarang, pusat oleh-oleh mati suri. (fid/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *