Pemerintahan

Dinas Pertanian Jombang Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Langkahnya

×

Dinas Pertanian Jombang Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Langkahnya

Sebarkan artikel ini
SERU: Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony, Koordinator Substansi Pengendalian OPT Serealia Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Gandi Purnama, serta narasumber workshop.

Desakita.co – Dinas Pertanian Jombang tengah fokus untuk mewujudkan swasembada pangan.

Melalui budidaya tanaman sehat (BTS), Disperta optimistis swasembada pangan bisa terwujud dari Jombang untuk Indonesia.

Hal ini juga diimbangi dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM).

Karena itu, Disperta Jombang mengadakan workshop, Selasa (21/1) kemarin. Menghadirkan narasumber berkompeten, Dr Gatot Mudjiono tokoh pengendalian hama terpadu (PHT) dari Universitas Brawijaya.

Serta Luqman Qurata Aini ahli hama penyakit dan bioscience,.

Workshop juga dihadiri Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, dr Rachmat melalui Koordinator Substansi Pengendalian OPT Serealia Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Gandi Purnama.

’’Tuntutan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tidak bisa dihindari,’’ kata Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony, kemarin.

Baca Juga: Disperta Jombang Sebut Ada 65 Hektare Tanaman Cabai dan Jagung Mati Akibat Anomali Cuaca, Paling Banyak di Desa Ini

Guna mewujudkan cita-cita swasembada pangan, pemerintah menargetkan luas lahan tanam 20 juta hektare secara nasional di tahun 2025.

’’Saat ini Kabupaten Jombang ditarget luas tanam mencapai 81.250 hektare, dari biasanya rata-rata berkisar antara 70.000 sampai 75.000 hektare setahun,’’ terangnya.

Tujuan tersebut menghadapi tantangan yang cukup besar. Yakni kebiasaan dalam budidaya tanaman dengan memakai berbagai bahan kimia sintetis secara intensif.

’’Ini menjadi penyebab budidaya pertanian berbiaya tinggi, kerusakan lingkungan bahkan produksi mengalami stagnasi,’’ bebernya.

Dalam upaya mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, Dinas  Pertanian Jombang tidak hanya melakukan penambahan luas tanam, tapi juga penerapan teknologi atau pendekatan budidaya yang mencakup tiga aspek sekaligus.

’’Meliputi peningkatan produksi dan produktivitas, efisiensi biaya produksi dan ramah lingkungan,’’ paparnya. Disperta memilih BTS sebagai cara untuk mendukung tercapainya swasembada pangan secara berkelanjutan.

Baca Juga: Sempat Melejit, Tren Harga Cabai di Jombang Mulai Turun, Petani di Desa Sumberteguh Kudu Jombang Ungkap Faktornya

’’Karena itulah hari ini kita mengadakan workshop BTS yang diikuti semua koordinator wilayah PPL (penyuluh pertanian lapangan) dan semua petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), serta eselon III, UPT penyuluhan dan para KJF (kordinator jabatan fungsional) Kabupaten Jombang,’’ urainya.

Februari nanti Disperta akan menindaklanjuti dengan pelatihan kepemanduan BTS.

’’Kami telah menerima surat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur tertanggal 10 Januari 2025.

Isinya, pemberitahuan bahwa kegiatan manajemen tanaman sehat (MTS) tahun 2025 akan ditempatkan di Jombang. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kami  dipercaya sebagai tuan rumah.

Tapi ini juga sebagai bentuk tanggung jawab untuk menyukseskan acara tersebut,’’ paparnya.

Suksesnya acara MTS ketika para petani di Jombang bisa memahami kemudian menerapkan BTS secara berkelanjutan.

Pengembangan budidaya tanaman sehat tidak bisa dilakukan sendiri.

Kami membuka kolaborasi seluas-luasnya baik dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait maupun dengan  pemerintahan desa.

’’Mulai tahun 2024, kami lebih intens dalam melakukan komunikasi dengan pemerintah desa untuk mengembangkan regu pengendali hama (RPH) dan pengembangan BTS melalui dana desa,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Harga Melambung, Petani Cabai di Desa Plosogenuk, Perak Jombang Untung

Pihaknya juga bekerjasama dengan perusahaan untuk mendukung pengembangan BTS. Salah satunya yang mensupport yaitu PT KBI (Kliring Berjangka Indonesia).

’’Managemen KBI membantu sarana  pendukung antara lain baterai drone, genset, untuk mendukung operasional drone dan power weeder atau mesin pengendali gulma,’’ terangnya.

Ini untuk mendukung pengembangan BTS.

Pihaknya juga mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi.

’’Alhamdulilah hari ini telah hadir para pakar dari departemen hama penyakit tumbuhan agar program ini bisa berjalan, berkembang dan berkelanjutan. Kami akan memasukkan pengembangan BTS ini ke dalam renstra Dinas Pertanian tahun 2025-2030,’’ bebernya.(yan/jif)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *