Pemerintahan

Empat Sungai Meluap, 10 Desa di Jombang Terendam Banjir

×

Empat Sungai Meluap, 10 Desa di Jombang Terendam Banjir

Sebarkan artikel ini
TERENDAM: Warga Desa Kademangan melintas di tengah banjir kemarin (22/1).

Desakita.co – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jombang sejak Selasa (21/1) sore membuat sejumlah sungai meluap.

Akibatnya, sedikitnya 10 desa yang tersebar di empat kecamatan terendam banjir.

Selain menggenangi jalan, genangan air juga masuk ke dalam rumah-rumah warga.

Kondisi paling parah terpantau di Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung. Sedikitnya ada ratusan kepala keluarga (KK) terdampak.

Ketinggian muka air di dalam rumah warga mencapai 80-120 sentimeter. Beruntung banjir berangsur surut. Meski begitu, warga waswas banjir susulan.

Pantauan di lokasi, Rabu (22/1) pagi sekitar pukul 07.00, banjir masih merendam permukiman warga di Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung.

Ketinggian air bervariasi. Kondisi jalan dan sebagian rumah-rumah warga masih tergenang. Aktivitas warga belum normal.

Banjir dipicu luapan sejumlah sungai, di antaranya Sungai Gunting, Sungai Pancir, dan Sungai Catakbanteng.

Sonadi, 55, warga Dusun Kebondalem, Desa Kademangan menceritakan, sejak Selasa (21/1) sore, wilayahnya diguyur hujan lebat hingga berjam-jam.

Akibatnya, sejumlah sungai tak mampu menampung air sehingga meluber ke permukiman dan memicu banjir.

Baca Juga: Buntut Banjir di Kesamben Jombang, Tanam Padi di Desa Kedungmlati Mundur

Suara warga saling bersahutan memberitahukan banjir yang mulai merendam permukiman. ”Air mulai naik sekitar pukuk 23.00,” terangnya.

Bukannya surut, semakin malam debit air terus naik hingga masuk ke rumah-rumah warga. bahkan sekitar Pukul 23.00, ketinggian air di dalam rumah sudah mencapai antara 80-100 sentimeter.

Ia dan warga lainnya pun bergegas mengevakuasi barang-barang berharga ke atas panggung kayu yang sudah disiapkan di dalam rumahnya.

”Semua barang-barang saya naikkan ke panggung. Rata-rata warga di sini punya bangunan panggung di dalam rumah, sebab memang sejak dulu jadi langganan banjir,” ujar dia.

Meski ketinggian air terus naik, dirinya dan keluarga memilih tetap bertahan di rumah, tidak mengungsi.

Untungnya, setelah Subuh, air berangusur surut. Meski begitu, warga belum bisa beraktivitas dengan normal, terlebih kondisi jalan dan rumah-rumah masih tergenang banjir.

”Pagi ini air mulai surut. Warga belum mendapatkan bantuan, padahal yang dibutuhkan warga adalah makanan karena banyak yang nggak bisa masak karena dapurnya tergenang air,” terangnya.

Meski ketinggian air berangsur surut, ia mengaku masih waswas air akan kembali. Sebab, intensitas hujan masih tinggi.

”Hari ini mendung masih gelap, kalau hujan deras lagi khawatir air naik lagi,” tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas menyebut, sedikitnya ada 10 desa yang tergenang banjir.

Sebanyak 10 desa tersebar di empat wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, dan Kecamatan Diwek.

”Salah satu yang terparah di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung,” ungkapnya.

Dijelaskan Wiku, banjir di Desa Kademangan disebabkan luapan Sungai Catakbanteng, Sungai Gunting, dan Sungai Pancir.

Baca Juga: Tinjau Banjir di Desa Jombok Kesamben, Begini Respons Pj Bupati Jombang

Salah satu yang terparah di Dusun Kebondalem, Desa Kademangan. Tercatat sedikitnya ada 400 rumah warga terendam banjir, termasuk sejumlah fasilitas umum.

Ketinggian air mencapai 200 cm pukul 23.30. ”Banjir luapan di Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Mojoagung saat ini mengalami penurunan debit air 120 cm dari 200 cm,” ujar dia.

Sampai Rabu (22/1) pagi, air masih menggenangi permukiman warga, meski trennya berangsur surut.

Sementara itu, beberapa desa di Kecamatan Mojoagung lainnya juga sempat terendam banjir Selasa (21/1) malam.

Di antaranya Desa Janti, Mancilan, Desa Betek. Namun, ketinggian air relatif lebih rendah. Di antaranya.

”Namun untuk luapan di desa-desa tersebut saat ini kondisi tren air surut total,” terangnya.

Banjir juga merendam wilayah Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Selasa (21/1) malam. Banjir dipicu Sungai Kali Putih meluap. Tinggi air di lokasi ini sekitar 60 cm.

Selain itu, banjir juga merendam permukiman warga di Kecamatan Sumobito. Masing-masing Desa Talunkidul dan Desa Madiopuro.

Baca Juga: Peduli Bencana Banjir di Kesamben Jombang, Ini yang Dilakukan Keluarga Besar SMPN Jombang

Di Dusun Balongsono, Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito ketinggian air antara 20-130 cm. Sementara di Dusun Grudo, Desa Madiopuro, ketinggian air mencapai 20-40 sentiemeter.

”Tren banjir di Desa Talunkidul, Sumobito dan Desa Selorejo, Mojowarno masih stabil,” papar dia.

Sementara itu, banjir juga merendam permukiman warga di Desa Keras, Kecamatan Diwek.

Namun, banjir di lokasi tersebut saat ini menyisakan genangan air sekitar 10 cm saja. Ia mengatakan, sudah melakukan beberapa langkah penanganan.

Salah satunya, menyediakan kebutuhan air bersih bagi warga terdampak.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan OPD lainnya untuk membersihkan tumpukan sampah dan sangkrah yang tersangkut di sejumlah kolong jembatan.

”Kita melakukan pemenuhan kebutuhan air bersih di Desa Talunkidul, Sumobito,” pungkasnya.  Sebelumnya, banjir juga merendam permukiman warga di Kecamatan Perak dan Kecamatan Bandarkedungmulyo (19/1). (ang/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *