Desakita.co – Budi daya ikan patin kini banyak diminati. Salah satunya digeluti Amrozi, warga Dusun Surabayan, Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan.
Usahanya sempat terpukul saat pandemi Covid, namun ia tak menyerah dan berhasil bangkit.
Saat ini usahanya semakin berkembang. Produknya bahkan masuk pasar modern.
Pantauan di lokasi, lebih dari 50 kolam ikan patin berada di antara sawah di Dusun Surabayan.
Setiap kolamnya dipenuhi ikan. Ketika dipanen biasanya satu kolam menghasilkan ikan patin dengan berat 5 ton.
Budi daya ikan patin sudah digeluti Amrozi sejak 2010 lalu. Awalnya coba-coba, karena kala itu pemasaran ikan patin di Jombang relatif sedikit.
Baca Juga: Miliki Banyak Manfaat, Ini Alasan Warga Desa Wonosalam Jombang Tertarik Budi Daya Cacing Tanah
”Sempat gagal dan tetap saya teruskan, akhirnya 2013 kerja sama dengan Pokpan di Jombang,” ujar Amrozi.
Upaya itu tak berjalan mulus. Sebab, lima tahun kemudian mengalami kendala.
Amrozi tak lagi melanjutkan kerja sama dengan salah satu Pokpan itu.
”Akhirnya jual atau dipasarkan sendiri cari pelanggan lagi,” tutur dia.
Sejak saat itu, dia getol merawat hingga memasarkan hasil budi dayanya ke pelanggan.
Pandemi Covid-19 jadi pukulan telak bagi Amrozi. Sebab, penjualannya menurun.
”Malah lebih banyak jual dari pemancingan, mungkin ketika banyak orang yang jenuh akhirnya cari kolam pancing,” ujar Amrozi sembari tertawa.
Meski begitu, dia tetap meneruskan usaha yang sudah dirintisnya dengan susah payah itu. ”Biarpun seret, lanjut terus,” ujar dia.
Dikatakan, bibit ikan patin miliknya didapat dari luar Jombang dengan ukuran 3 centimeter.
Biasanya membutuhkan waktu hingga enam bulan ikan patin siap dipanen.
”Karena saya jualnya di atas 1 kilogram,” ujar lelaki yang kini berusia 61 tahun ini.
Budi daya ikan patin butuh perawatan ekstra. Terutama menjaga keseimbangan pakan dengan kualitas air.
”Jadi, ph air harus terukur, karena media utamanya ada di air. Sehingga air harus jernis dan tidak boleh kotor,” ujar dia.
Musim kemarau seperti sekarang ini butuh penanganan ekstra. Karena kualitas air kolam tetap terjaga, maka harus sering diganti. Sebab selama ini mengandalkan sumur bor.
”Lebih baik dan sangat terbantu dengan alam ketika sudah musim hujan, karena sirkuliasi airnya jalan,” tutur Amrozi.
Dengan begitu, perkembangan ikan patin tak terpengaruh.
Baca Juga: Harga Jual Bersaing, Warga Desa Wonosalam Jombang Tertarik Budi Daya Cacing Tanah, Ini Jenisnya
Selama ini, pangsa pasar ikan patin miliknya selain mengandalkan pelanggan dari warung di Jombang juga luar kota.
”Paling jauh kirim ke Solo sama dijual ke pasar modern, tapi sudah diolah jadi ikan dori,” tutur dia.
Harganya, lanjut dia, lebih terjaga. ”Karena pangsa pasar lebih besar, biasanya Rp 20.000 per kilogram,” ujar Amrozi. (fid/naz/ang)