Desakita.co – Harga komoditas telur di pasar tradisional di Jombang merangkak naik.
Dari semula atau seminggu lalu masih Rp 28.500 per kilogram, saat ini mencapai Rp 31.000 per kilogram.
Di antaranya di Pasar Legi. Rata-rata pedagang menjual ke konsumen atau eceran Rp 30.000 per kilogram.
”Sejak sebelum puasa naiknya, karena seminggu lalu masih jual Rp 28.500 per kilogram,” kata Anik salah seorang pedagang, Minggu (17/3).
Perkembangannya, ketika Ramadan tiba, harganya terus naik. ”Naiknya nggak langsung, kadang Rp 500. Sampai hari ini (kemarin) jualnya Rp 30.000 per kilogram,” imbuh dia.
Dia tak mengetahui persis kenaikan harga telur terus terjadi. Padahal sebelumnya sempat turun. Saat ini kembali naik.
”Terakhir ketika awal tahun baru jual Rp 26.000 per kilogram itu paling rendah, setelah itu naik-turun,” tutur Anik.
Meski berangsur naik, menurut dia tak memengaruhi penjualan. Permintaan masih sama seperti hari-hari biasa.
”Karena telur termasuk barang pokok, apalagi sekarang puasa nanti mau Lebaran banyak yang buat kue dan sebagainya,” tutur dia.
Selain menjual eceran, dia juga menjual dalam satu peti beratnya 15 kilogram.
Harganya Rp 29.500 per kilogram. ”Harga untuk eceran dan petian beda, selisih Rp 500 per kilogramnya,” kata Anik.
Hal serupa juga diungkapkan Erna, pedagang di Pasar Pon Jombang.
Dia menjual telur ke konsumen dengan harga Rp 31.000 per kilogram. ”Jual eceran saja, nggak sampai satu peti,” kata Erna singkat.
Sementara itu, pantauan di laman resmi Siskaperbapo (Sistem ketersediaan dan perkembangan bahan pokok) Jatim menyebutkan, untuk harga tingkat konsumen di Pasar Pon Rp 30.000 per kilogram, sementara di Pasar Ploso dan Pasar Cukir harganya Rp 31.000 per kilogram. (fid/naz/ang)