Desakita.co – Mengemban tugas sebagai camat Tembelang, bukanlah tugas yang ringan bagi Agus Santoso.
Ia dituntut mampu membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat di 15 desa yang tersebar di Kecamatan Tembelang.
Salah satu yang menjadi prioritasnya, yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat serta fokus penanganan sampah di seluruh Kecamatan Tembelang.
”Jadi tugas kami di kecamatan melaksanakan sebagian kewenangan bupati. Program yang kami dorong ke desa membuat tempat penanganan sampah,” kata Agus kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Baca Juga: Profil Lengkap Heru Cahyono Camat Sumobito Jombang: Gemar Blusukan ke Desa-Desa
Menurutnya, Kecamatan Tembelang memiliki banyak potensi perekonomian yang bisa dikembangkan.
Mulai dari sektor pertanian, UMKM hingga usaha produktif lainnya.
”Semua potensi-potensi itu terus ia dorong untuk semakin tumbuh,” katanya.
Saat ini, salah satu program yang menjadi prioritasnya, yakni penanganan sampah.
Menurutnya keberadaan sampah patut mendapatkan perhatian dan penanganan serius.
Dengan begitu lingkungan menjadi bersih dan asri. Selain itu, melalui kegiatan pengolahan sampah juga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.
”Sampah bisa didaur ulang, bisa buat kerajinan, bahan pupuk dan lainnya,” imbuhnya.
Diharapkan, dari 15 desa, ke depan sudah memiliki TPS (Tempat penampungan sementara) atau paling bagus memiliki TPS3R (Tempat pengolahan sampah terpadu reduce reuse recyle).
”Harapannya selain ada TPS nanti bisa diangkut ke TPA Banjardowo oleh dinas (DLH Jombang), juga ada semacam tempat pengolahan,” ujar Agus.
Untuk saat ini, pembangunan TPS3R sedang berlangsung di Desa Kedunglosari. Selain itu, dua desa lainnya, yakni Desa Bedahlawak dan Desa Sentul sudah jalan program TPS.
”Harapannya ke depan menjadi percontohan bagi desa lain, sehingga masalah sampah ini benar-benar teratasi,” ujarnya.
Keberadaan gerbang tol (GT) Jombang yang terletak di Kecamatan Tembelang menjadikan kecamatan ini semakin strategis untuk potensi pengembangan ekonomi kerakyatan.
Terlebih jika ruas jalan provinsi Jombang-Ploso sudah dilebarkan.
Baca Juga: Profil Lengkap Shollahuddin Camat Megaluh Jombang: Dongkrak Sektor Pertanian
”Ini harus benar-benar bisa kita tangkap, misalnya di sekitaran antara gerbang tol sampai jembatan baru Ploso ada kuliner ataupun lainnya yang bisa mengangkat perekonomian warga,” tutur dia.
Terkait dengan infrastruktur jalan, secara umum di Kecamatan Tembelang sudah baik. Hanya saja di sebagian ruasnya butuh pelebaran jalan.
”Untuk infrastruktur wilayah sudah lumayan, cuma kurang lebar. Terkadang pengguna jalan harus turun ke bahu jalan, dan berhenti salah satu sisi. Seperti di Desa Pulorejo ke Desa Kedungotok arah ke Kecamatan Kesamben,” kata Agus.
Camat Tembelang Agus Santoso sejak kecil sudah memiliki cita-cita ingin menjadi abdi negara. Ia mengaku sangat bersyukur impiannya bisa terwujud.
“Awalnya dulu saya kepingin ke militer, ternyata belum jalannya. Lalu mendaftar di STPDN (sekarang IPDN) Alhamdulillah sekali tes lolos,” terang Agus kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Agus lahir di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek pada 29 Maret 1973.
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Suparman dengan Zainul Arifah ini menempuh pendidikan jenjang SD hingga SMA di Kabupaten Jombang.
”SDN Jatipelem 1 lulus 1985, lalu SMPN 1 Perak lulus 1988, dan SMAN 1 Jombang lulus 1991,” kata Agus.
Usai tamat jenjang SMA, dia sudah mempersiapkan diri mendaftar ke IPDN. Berkat tekadnya yang kuat, ia pun akhirnya bisa mewujudkan cita-citanya menjadi abdi negara.
Agus menyelesaikan sekolah kedinasan pada 1994. Menurut dia, ada banyak persiapan yang harus dilakukan saat hendak mendaftar di IPDN.
”Pertama fisik harus disiapkan sejak kelas 1 SMA, kemudian kesehatan harus dijaga, baru kaitannya psikologi atau lainnya ikut kursus atau bimbingan,” tutur Agus.
Diakui, sejak remaja dia sudah punya hobi berolahraga, utamanya bola voli. Sehingga ketika hendak mendaftar ke sekolah kedinasan, secara fisik sudah siap.
”Dulu saya sering lari siang hari, kemudian renang, dan kebetulan senang bola voli,” tutur Agus.
Selain itu, salah satu kunci ia sukses diterima di IPDN, yakni support dari orang tua. Ia mengaku terlahir dari lingkungan keluarga yang sederhana.
Namun, ia sangat bersyukur keluarganya sangat mendukung cita-citanya. ”Jangan dilupakan doa orang tua. Jangan sampai membuat hari mereka tersakiti,” tandas Agus Santoso.
Usai tamat IPDN, dia ditugaskan di Kabupaten Jombang pada 1994.
”Pertama staf di BKD, kemudian dimutasi ke staf Bagian Administrasi Pemerintahan Setdakab Jombang, lalu Kaur Kemasyarakatan Kecamatan Bandarkedungmulyo 1996,” ungkap Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang pada 2000. (fid/naz/ang)