Pendidikan

Kenalkan Cara Mengolah Beras Analog Talas, Dosen Unwaha Jombang Adakan Pengabdian Masyarakat di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan

×

Kenalkan Cara Mengolah Beras Analog Talas, Dosen Unwaha Jombang Adakan Pengabdian Masyarakat di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan

Sebarkan artikel ini
TEROBOSAN: Dosen Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) bersama warga di Dusun Munggut, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Jumat (4/10).

Desakita.co – Dosen Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang melaksanakan program pengabdian masyarakat di Dusun Munggut, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Jumat (4/10). Tim diketuai Ashlihah SE MM.

Inovasi baru yang dikenalkan kepada warga setempat adalah cara mengolah beras analog berbahan dasar talas sebagai alternatif pangan.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan diversifikasi bahan pangan. Serta memanfaatkan potensi besar yang ada di sektor pertanian lokal.

Pengabdian masyarakat dilakukan tim dosen Unwaha bekerjasama dengan petani dan perangkat desa setempat.

Beras analog talas merupakan produk pangan alternatif yang diolah dari umbi talas. Tanaman tersebut banyak ditemukan di sekitar wilayah Desa Cupak.

Talas juga dikenal kaya kandungan serat, karbohidrat, dan rendah gula. ’’Cocok jika dijadikan pilihan makanan sehat di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola makan bergizi,’’ kata Ashlihah.

Baca Juga:  Simak Jadwalnya! SNBP Perguruan Tinggi Negeri Dibuka, Ini Imbauan MGBK SMA Jombang Agar Bisa Lolos

Baca Juga: Latih Warga Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Jombang Buat Biobriket, Bappeda Jombang Gandeng Unwaha

Melalui program ini, diharapkan masyarakat desa dapat semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Sekaligus memperkuat posisinya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks di era modern.

’’Tim dosen Uwaha mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (DRTPM Kemendikbudristek) yang telah mendukung kegiatan ini dalam bentuk pendanaan kegiatan sehingga  Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024 dapat dilaksanakan dengan baik,’’ ucapnya.

Selama kegiatan, tim dosen Unwaha memberikan pelatihan teknis kepada para petani dan ibu rumah tangga di Desa Cupak.

Baca Juga:  Air Meluber ke Halaman Sekolah, Kegiatan Pembelajaran SMPN 2 Gudo di Desa Gempollegungi Jombang Terganggu

Mereka diajarkan cara mengolah talas hingga menjadi beras analog siap konsumsi melalui beberapa tahap. Mulai dari pembersihan, pengupasan, penggilingan, hingga proses pencetakan menjadi butiran beras.

Tim juga memperkenalkan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk mempercepat proses produksi tanpa memerlukan mesin.

Salah satu dosen Prodi Manajamen Agribisnis Politeknik Negeri Jember, Purbowo SAgr MP, yang diundang sebagai narasumber mengatakan, penggunaan talas sebagai bahan dasar beras analog sangat menjanjikan.

Baca Juga: Gunakan Kamus Digital Kiratu, Cara Tim UKM Unwaha Jombang Fasilitasi Pembelajaran Siswa Difabel

’’Talas merupakan sumber daya alam lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal kandungan nutrisinya sangat baik.

Melalui pengolahan yang tepat, talas bisa menjadi beras alternatif yang bergizi dan dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan di masa depan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kelangkaan beras,’’ ujarnya.

Baca Juga:  Dispendukcapil Jombang Dukung Program Bupati Warsubi terkait Wifi Gratis untuk Desa

Pengenalan beras analog talas juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.

Permintaan yang semakin meningkat terhadap pangan sehat dan alternatif, beras analog talas bisa menjadi produk unggulan desa yang berpotensi dipasarkan lebih luas, baik di pasar lokal maupun regional.

Kepala Desa Cupak, Winarsono, menyambut baik program tersebut. ’’Kami sangat berterima kasih kepada tim dosen Unwaha dan seluruh pihak terkait yang telah mendampingi dalam keseluruhan proses. Harapan kedepannya, semoga produk beras analog talas ini bisa menjadi ikon desa dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,’’ ungkapnya.

Sehingga Desa Cupak berpotensi menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan produk pangan alternatif berbasis potensi lokal. (dwi/jif)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *