Potensi

Cerita Warga Desa Kebontemu Jombang Hasilkan Cuan dari Budidaya Kelinci

×

Cerita Warga Desa Kebontemu Jombang Hasilkan Cuan dari Budidaya Kelinci

Sebarkan artikel ini
MENGGEMASKAN: Irwan Puji Widodo memperlihatkan kelinci jenis rex dan new zealand white dan red di kandangnya.

Desakita.co – Irwan Puji Widodo warga Dusun Kabunan, Desa Kebontemu, Kecamatan Peterongan sukses beternak kelinci.

Berkat keuletannya dengan menyalurkan hobinya, kini budi daya kelincinya terus bertambah. Dia pun banyak mraup pundi-pundi rupiah dari hasil penjualan kelinci.

Irwan sudah beternak kelinci sejak 2012 lalu. Selain kelinci hias juga kelinci pedaging. Ia memanfaatkan halaman belakang rumah yang kosong kini dijadikan kandang kelinci.

”Sebenarnya sejak SMP sudah hobi memelihara kelinci, tapi baru kesampaian beternak itu 2012,” kata Irwan kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Meski sempat vakum, saat ini saat ini ia memiliki sedikitnya 70 ekor kelinci indukan dengan berbagai jenis.

Baca Juga: Begini Cara Pembuatan Jajanan Tradisional Sagon Kelapa dari Desa Kwaron Diwek Jombang, Rasanya Gurih dan Renyah

Baca Juga:  Kelola TKD Jadi Rest Area, Pemdes Wangkalkepuh Jombang Optimistis Dongkrak Ekonomi Warga

Mulai dari kelinci jenis rex atau lebih akrab dengan sebutan bulu karpet, lalu jenis new zealand white dan new zealand red, hingga kelinci hias jenis lion head. ”Ini belum termasuk anakannya,” sambung dia.

Beternak kelinci, menurut Irwan gampang-gampang susah. Gampangnya, produksi kelinci terbilang cepat. Karena indukan hanya butuh waktu sekitar satu bulan untuk melahirkan anakan kelinci

. ”Susahnya di perawatan, khususnya anakan dari usia 0-3 bulan,” imbuh dia.

Kelinci miliknya seluruhnya tak diumbar. Proses penjodohan juga dilakukan di dalam kandang kotak atau box. Masing-masing kelinci jantan ditempatkan di setiap box yang berbeda.

”Jadi saya bedakan mana kotak buat pejantan dan betina,” ujar lelaki berusia 42 tahun ini.

Baca Juga:  Optimalkan Pemanfaatan Lapangan Desa, Pemdes Brudu Jombang Geliatkan Olahraga Sepak Bola

Ketika kelinci sudah berusia di atas 6 bulan, menurut dia, siap untuk dikawinkan. Caranya, dia mengecek alat kelamin kelinci betina.

”Secara alami ketika sudah merah itu berarti sudah siap untuk dikawinkan,” tutur dia.

Kelinci betina kemudian ditempatkan di kandang dengan pejantan.

”Lalu dipantau, proses kawinnya bisa diulang sampai tiga kali dengan selang waktu antara 10-15 menit,” ujar Irwan.

Kelinci betina lalu diambil dari kandang dan disendirikan.

Baca Juga: Pemdes Kwaron Diwek Jombang Optimalkan IPAL Komunal Program Pemerintah Pusat, Kini Dikelola KSM untuk Atasi Persoalan Limbah

”Tujuh sampai 14 hari bisa diraba atau palpasi meraba perut kelinci untuk mendeteksi kehamilan,” ujar dia.

Ketika itu, langsung disiapkan kotak kecil sebagai tempat untuk anakan kelinci.

Baca Juga:  Belajar Otodidak, Warga Desa Candimulyo Jombang Ini Hasilkan Cuan Jutaan Rupiah dari Jualan Gitar, Pemasarannya Tembus Mancanegara

”Kita masukkan kotak beranak. Secara naluri kelinci akan mencabut bulunya dan akan melahirkan di kotak itu,” tutur Irwan.

Dia selama ini tak memisahkan anakan dengan indukannya hingga usia 1,5 bulan.

Ini karena terlalu berisiko. ”Rawan kematian, karena makannya masih mengandalkan indukannya,” ujar dia.

Dalam sekali produksi, biasanya satu indukan kelinci bisa menghasilkan hingga lima ekor.

”Tergantung jenisnya, kalau jenis new zealand white empat sampai lima ekor,” tutur dia.

Rata-rata dalam satu bulan dia bisa menjual hingga 60 ekor. Harganya tergantung jenis kelinci itu.

”Untuk indukan rata-rata Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu, sementara anakan usia 2 bulan Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,” kata Irwan. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *