Desakita.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang turut menyukseskan Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Polio di Kabupaten Jombang.
Imunisasi massal ini menargetkan 148.037 anak di Jombang usia 0-7 tahun 11 bulan, tanpa memandang status vaksinasi sebelumnya.
Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.
Plt Kepala Dinkes Jombang Syaiful Anwar mengatakan, Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran.
Putaran pertama dimulai pada 15-21 Januari, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19-25 Februari 2024.
”Targetnya 21 Januari semua sudah selesai,” kata Syaiful.
Imunisasi dilakukan petugas puskesmas dengan cara berkunjung ke sekolah-sekolah dan posyandu.
Imunisasi putaran pertama akan berlangsung hingga 21 Januari.
Seminggu setelahnya ada sweeping atau kunjungan ke rumah bagi anak yang belum mendapatkan vaksin.
”Jadi vaksin ini sifatnya wajib,” katanya.
Pemberian imunisasi berupa obat tetes menurutnya tidak memiliki dampak yang berlebihan.
”Dua hari pertama tidak ada laporan terjadi KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi). Masing-masing tim sudah dibekali anafilaktik kit juga pelaporan dan pemantauan jika terjadi KIPI, jadi kita sudah antisipasi,” jelasnya.
Ketua Pokja 4 TP PKK Kabupaten Bidang Kesehatan Jombang Tri Agustin Wahyu Ningrum Pudji Umbaran bersama Plt Ketua Dharma Wanita Dinas Kesehatan Jombang Dyah Murdyanti Pramastuti Syaiful Anwar, ketua TP PKK Kecamatan Jombang, ketua TP PKK Desa Sengon dan ketua TP PKK Desa Plandi meninjau sejumlah titik posyandu dan sekolah yang menggelar Sub PIN Polio.
Kunjungan pertama di SDIT Ar Ruhul Jadid, kedua Posyandu Desa Sengon, ketiga di MI Mujahidin Plandi, dan terakhir Posyandu Desa Plandi.
”Sub PIN Polio ini program nasional yang akan dilakukan dua kali, Januari dan Februari. Ini sangat penting untuk memberikan kekebalan pada anak-anak dari penyakit polio,” kata Tri Agustin.
Pihaknya akan melakukan koordinasi kepada TP PKK desa agar terus melakukan pemantauan Sub PIN Polio agar tidak sampai ada anak yang tertinggal.
”Kita berikan edukasi, jika imunisasi ini bukan disuntik, jika masih tetap tidak mau, kita akan datangi ke rumahnya, program ini sangat bagus, jadi harus disukseskan bersama-sama,” pungkasnya. (wen/naz/ang)