Desakita.co – Untuk kali pertama Madrasah Aliyah Madrasatul Quran (MAMQ) Tebuireng menggelar proyek penguatan profil pelajar Pancasila rahmatan lilalamain (P5RA), Kamis (19/12).
’’P5RA ini bertema; Berbudaya teknologi untuk membangun kognitif berkualitas,’’ kata Ketua Panitia, Arif Lukman.
Para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. ’’31 kelas semuanya menampilkan pakaian adat dan tarian daerah,’’ terangnya. Ini untuk menguatkan toleransi.
’’Selama ini di kelas siswa hanya mendapat teori, melalui P5RA ini mereka langsung mempraktikkan perbedaan budaya sehingga makin memahami dan diharapkan menjadi semakin bijak menghadapi perbedaan,’’ terangnya.
Ada dua teknologi yang diangkat. Pertama rekayasa teknologi. Siswa membuat rekayasa pendeteksi kesuburan tanah otomatis, membuat bahan bakar alternatif biogas dan lain-lain.
Kedua, menerapkan kemampuan teknologi dalam proyek nyata dalam bentuk infinity mirror dengan memanfaatkan dua cermin untuk memantulkan objek menjadi seni.
Baca Juga: Le Minerale Sukseskan Ajang Borobudur Marathon 2024, Bantu 10.500 Pelari Tetap Bugar
Pengasuh PP MQ, KH Abdul Hadi Yusuf Alhafiz (Gus Didik) menjelaskan, P5RA semacam itu sangat penting. ’’Di Indonesia ada 1.340 suku bangsa, ini harus dijaga untuk memperkuat persatuan.
Para santri harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan,’’ terangnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan, KH Abdul Ghoffar Yusuf. ’’Saya teringat yang dilakukan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang mempelopori otonomi daerah.
Tujuan utamanya adalah untuk merawat khasanah kekayaan budaya daerah di nusantara agar semakin berkembang,’’ urainya.
Kepala MAMQ, Isa Ansori, mengatakan, ilmuwan luar negeri ragu Indonesia bisa terus bersatu dengan banyaknya suku dan budaya yang ada.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Dishub Jombang Cek Kelayakan Kendaraan di Terminal Kepuhsari
’’Tapi Indonesia bisa membuktikan bahwa hingga kini bisa bersatu. Dengan pemahaman santri terhadap keanekaragaman budaya, kita yakin kedepan persatuan ini bisa terus dijaga,’’ urainya.
Waka Kurikulum, Budi Al Ashad, menambahkan, P5RA juga menunjang aspek kecerdasan. ’’Makanya ini juga masuk dalam rapor digital,’’ ungkapnya.
Dalam ketentuan seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) jalur prestasi 2025, sekolah yang memiliki rapor digital kuotanya ditambah lima persen. (jif/naz)