Potensi

Nilai Jual Lebih Tinggi, Petani di Wonosalam Jombang Mulai Tertarik Budi Daya Durian Premium

×

Nilai Jual Lebih Tinggi, Petani di Wonosalam Jombang Mulai Tertarik Budi Daya Durian Premium

Sebarkan artikel ini
DIRAWAT: Zaenal Arifin, warga Desa/Kecamatan Wonosalam saat merawat durian jenis premium di kebunnya kemarin (9/4).

Desakita.co – Wonosalam dikenal sebagai daerah penghasil durian, salah satu yang terkenal, yakni durian bido.

Seolah tak mau berpuas diri, saat ini petani yang tinggal di lereng kaki Gunung Anjasmoro ini tengah gencar membudidayakan durian jenis premium.

Di antaranya durian musangking, bawor, simas, dan durian duri hitam.

Selain banyak diminati pembeli, harga jual di pasaran juga tinggi.

Salah satunya dilakukan Zaenal Arifin, warga Desa/Kecamatan Wonosalam.

Ia sudah mulai membudidayakan durian jenis premium sejak tiga tahun lalu.

”Di lahan saya seluas 2 hektare, ada durian premium sekitar 100 pohon dengan beberapa jenis,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Ia mengatakan, beberapa durian premium yang ditanam misalnya musangking, bawor, duri hitam, simas hingga montong.

Baca Juga:  Jalan Nasional di Desa Gondangmanis Jombang Bakal Didirikan Tugu Ikonik, Segini Anggarannya

”Sisanya lokal karena tanaman lama,” tambahnya.

Menurutnya, prospek budi daya durian jenis premium dirasa lebih menjanjikan.

Pasalnya, selain banyak diminati pembeli, harga jual juga lebih tinggi.

Baca Juga: Segarnya Es Krim Durian Wonosalam, Rasanya Lumer dan Bikin Nagih

Misalnya, musangking yang harganya mencapai Rp 300 ribu per kilogram, durian bawor yang mencapai 200 ribu per buah maupun durian duri hitam yang kini banyak diburu pecinta durian dari berbagai daerah.

”Begitu juga jenis simas dan montong yang memiliki penggemar tersendiri,’’ jelas dia.

Untuk membudidayakan durian jenis premium, petani juga sudah mahir.

Baca Juga:  Mengintip Proses Produksi Briket Arang di Desa Carangrejo Jombang, Bahannya dari Limbah Batok Kelapa, Dikirim hingga Luar Daerah

Salah satunya menerapkan metode sambung batang.

Ia mengaku, jika menanam durian menggunakan bibit awal, tentu akan lama menunggu berbuah.

Dengan begitu, buah durian akan lebih cepat produksi.

Jika durian pada umumnya menghasilkan buah pertama pada tahun kelima, maka dengan teknik sambung batang bisa lebih cepat 2 tahun.

”Tahun ketiga bisa berbuah,’’ jelas dia.

Namun demikian, penting diperhatikan, yakni memilih batang bawah yang unggul.

”Kebanyakan petani megandalkan teknik sambung. Jadi batang bawah durian lokal, kemudian sambungan atas menggunakan jenis premium,’’ jelas dia.

Baca Juga: Penuhi Permintaan Ekspor ke Jepang, Bukti Kopi Ekselsa Wonosalam Jombang Naik Kelas

Baca Juga:  Manfaatkan Pekarangan Rumah, Warga Desa Grogol, Diwek Jombang Sukses Budi Daya Lobster Tawar

Untuk perawatan durian jenis premium juga sama dengan perawatan durian pada umumnya.

”Asalkan telaten dalam merawat.

Misalnya rutin melakukan pruning, hingga memberi pupuk secara tepat waktu,’’ tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Wulyoadi, 49, warga Dusun Tukum, Desa/Kecamatan Wonosalam.

Di lahannya seluas 3.300 meter persegi, ia menanam beberapa durian jenis bawor.

”Jenis bawor ini semakin diminati. Ini baru saya tanam 3 tahun dan sudah berbuah lebat,’’ ujar dia Selain perawatan sama, salah satu alasan petani wonosalam memilih budi daya durian premium karena nilai ekonomis tinggi.

”Ya, tentu nilai jual lebih tinggi. Sehingga, lebih tertarik untuk menanam,’’ pungkasnya. (ang/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *