Potensi

Kreatif! Warga Desa Panglungan Jombang Ini Bikin Kostum Karnaval dari Bahan Bekas Tak Bernilai

×

Kreatif! Warga Desa Panglungan Jombang Ini Bikin Kostum Karnaval dari Bahan Bekas Tak Bernilai

Sebarkan artikel ini
KREATIF: Hari Suciono, warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam saat membuat kreativitas kostum karnaval di rumahnya, kemarin (16/7).

Desakita.co – Wonosalam tak hanya terkenal akan potensi alamnya. Warga yang tinggal di lereng Gunung Anjasmoro ini juga kreatif dalam menelurkan produk kerajinan berbahan alam. Tak hanya memiliki nilai estetika dan ramah libgkungan, namun juga memiliki prospek mengasilkan cuan.

Salah satunya yang dilakukan Hari Suciono, warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam sukses membuat kostum karnaval dengan mengombinasikan bahan-bahan dari alam, seperti biji-bijian, bulu-bulu hewan, anyaman bambu dan bahan alam lainnya. ”Saya mulai membuat kostum karnaval sejak 2017,” terangnya.

Awalnya ia hanya coba-coba membuat kostum karnaval lantaran saat itu ada kegiatan karnaval di desa. Karena tak punya cukup modal untuk menyewa kostum, ia memutuskan untuk membuat kostum sendiri memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. ”Waktu itu ada karnaval di desa dan RT, saya kekurangan modal akhirnya buat kostum sendiri pakai bahan seadanya,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Baca Juga: Kreatif, Warga Desa Wonosalam Jombang Olah Kotoran Cacing Jadi Pupuk Kompos Organik

Baca Juga:  Irigasi Tersendat Akibat Dam Karet Jebol, Petani di Desa Jatigedong Jombang Mulai Beralih Tanam Tembakau

Ia mengombinasikan beberapa bahan alam seperti biji-bijian, bulu-bulu hewan dan bahan alam lainnya serta barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai untuk menghasilkan karya. Hasilnya ternyata ciamik. ”Bahannya banyak dari limbah yang tidak terpakai, saya kombinasikan dengan bahan-bahan alam, tapi malah menang,” terangnya.

Berangkat dari situ, ia semaki bersemangat menekuni usaha pembuatan kostum. Terlebih ia kerap menerima pesanan pembuatan kostum dari pelanggan. ”Awalnya hanya coba-coba bikin kostum dari bahan seadanya, lama-lama malah dapat pesanan dari mana-mana,” bebernya.

Hari selalu meningkatkan skillnya dalam membuat kostum karnaval. Setiap ada ide baru, ia lantas mengkreasikannya dalam bentuk karya. Menurutnya, proses pembuatan kostum tidak terlalu sulit. Diawali dengan pembuatan sketsa, lalu dilanjutkan dengan memilah bahan dasar dan proses produksi. Hari juga menggunakan bahan lem dan cat agar kreasinya makin cantik.

Baca Juga:  Dr Hj Saadatul Athiyah MPd Sosok Wanita yang Utamakan Kedisipinan dalam Memimpin

Kostum yang dibuat Hari pun beragam, mulai dari pakaian adat dayak, topeng reog, hingga maskot kerajaan. Adapun waktu pengerjaannya bervariasi, dari tiga hari sampai satu bulan tergantung tingkat kerumitan. ”Kalau modelnya biasa, paling tiga sampai lima hari. Tapi kalau yang pakai ornamen banyak, bisa sampai sebulan,” pungkas Hari.

Jelang Agustus, Pesanan Kostum Mulai Ramai

BULAN Agustus membawa berkah tersendiri bagi perajin kostum karnaval, tak terkecuali yang dirasakan Hari Suciono, warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam. Sebab, permintaan sewa maupun jual lepas konstum karnaval meningkat.

”Mulai bulan Juni kemarin pesanan sudah mulai berdatangan,” terang Hari.

Tak hanya dari Jombang, pelanggannya pun datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mulai Mojokerto, Gresik, hingga Sidoarjo. ”Untuk harga tergantung bahan dan kerumitan dalam pembuatan kostum,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Baca Juga: Pembangunan Huntara Warga Terdampak Longsor Desa Sambirejo Jombang Terkendala, Ini Penyebabnya

Baca Juga:  Peringati HUT ke-25, DWP Dinas P dan K Jombang Launching Buku Tentang Sebuah Hati

Untuk sewa kostum, harga yang ditawarkan berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta, sementara untuk pembelian mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta per kostum. Harga tersebut tergantung volume dan tingkat kerumitan dalam pembuatannya. ”Semakin rumit dan besar maka akan semakin mahal harganya,” terangnya.

Setiap momen Agustusan dan peringatan hari besar, ia meraup omzet yang lumayan menggiurkan. ”Alhamdulillah, ini berkah dari kerja keras dan ketelatenan. Yang penting jangan malas belajar dan berinovasi. Mulai bulan 6 sudah banyak pesanan. Omzet jika musim karnaval seperti ini bisa mencapai dua digit,” pungkasnya. (ang/naz)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *