Desakita.co – Bulan Suro menjadi berkah bagi pelaku jasa jamasan (penyucian/pembersihan benda-benda pusaka).
Salah satunya dirasakan Yudi Rianto warga di Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng.
Sejak beberapa pekan lalu, ia sudah menerima sekitar 500 pusaka, terutama keris untuk dijamas. Tidak hanya dari Jombang, banyak pelanggannya juga dari warga luar Jombang.
Di rumahnya, tampak ratusan keris koleksi pribadi hingga milik pelanggan dibersihkan.
Ia menggunakan air kelapa, jeruk nipis dan bahan alami lainnya untuk mencuci keris.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nama Kepala Desa di Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang Terbaru Tahun 2024
Caranya simpel, cukup dibasuh dan dibersihkan secara perlahan untuk menghilangkan karat pada bilah pusaka.
”Yang penting tidak menggunakan bahan kimia, sebab akan menambah kerusakan pada pusaka,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, Jumat (5/7) pagi.
Selain membersihkan bilah keris, ia juga membersihkan warangka atau sarung pusaka.
Menurutnya, sebuah pusaka yang harus dirawat bukan hanya bilah pusaka.
Namun juga warangka untuk menampakkan pamornya. ”Jadi, keseluruhan dijamas,” tambahnya.
Dijelaskan, setiap menjelang bulan satu Suro para pemilik pusaka baik keris, tombak dan pusaka lainnya, rutin melakukan jamasan.
”Hal tersebut dilakukan lantaran benda pusaka, termasuk keris, dianggap sakral sehingga perlu dipelihara dan dirawat,” papar dia.
Ia mengatakan, jamasan atau menyucikan benda pusaka memiliki makna tersendiri.
Salah satunya agar seseorang dapat membersihkan dirinya dalam menyambut masa yang akan datang.
”Leluhur juga mengatakan jika bulan Suro ini bulan untuk membersihkan jati diri dan agama masing-masing,” jelasnya.
Pusaka yang dimilik iseseorang, minimal dijamas satu tahun sekali agar terjaga dari pengeroposan.
”Untuk jamasan minimal satu tahun sekali di bulan Suro,” kata dia.
Ia mengatakan, bagi pemilik pusaka yang tidak melakukan jamasan, dipercaya akan menimbulkan energi negatif.
”Jika tidak dicuci sehingga kotor dan rusak maka menimbulkan energi negatif,” jelasnya.
Untuk tarif jamasan per pusaka, dibanderol mulai Rp 100 ribu Rp 250 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan proses jamasan.
”Yang sudah pesan ke sini adalah pusaka milik warga sekitar dan luar Kabupaten Jombang,” pungkasnya. (ang/naz)