Asal-Usul

Asal-usul Sejarah Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung Jombang (1): Dulunya Hutan Belantara Angker, Dibabat Punggawa Kerajaan Majapahit

×

Asal-usul Sejarah Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung Jombang (1): Dulunya Hutan Belantara Angker, Dibabat Punggawa Kerajaan Majapahit

Sebarkan artikel ini
Bumdes Maju Jaya milik Pemdes Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung.

Desakita.co – Desa Dukuhmojo adalah salah satu desa di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang Jawa Timur.

Desa ini, memiliki sejarah panjang yang memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Majapahit.

Dikutip dari buku “Memetri Sejarah Dukuhmojo” karya Dian Sukarno yang bekerjasama dengan Pemdes Dukuhmojo, dulunya Desa Dukuhmojo adalah hutan belantara.

Lalu kemudian, ada sekelompok orang yang mencari tempat untuk pemukiman, kemudian kelompok itu menebangi kayu-kayu di hutan tersebut.

Sebagian hutan digunakan untuk perumahan dan yang lainnya digunakan sebagai tempat menanam kebutuhan makanan sehari-hari.

”Setelah beberapa bulan kemudian lamanya maka hutan yang tadinya rimbun ini, jadilah ladang-ladang yang sangat luas dan perdesaan kecil yang sederhana sehingga belum ada pemimpinnya sama sekali serta belum tertata seperti sekarang ini,’’ ujar Kades Dukuhmojo Nur Aini Ruba’I, kepada Desakita.co.

Baca Juga:  Sejarah Kantor Kejaksaan Negeri Jombang: Dulunya Bernama Kantoor van den Djaksa, Pernah Jadi Markas BKR di Masa Perjuangan Kemerdekaan

Dari cerita sesepuh desa, sebuah wilayah yang kini menjadi Dusun Kemodo dulunya dibabat seorang punggawa kerajaan Majapahit bernama mbah Hasan Joleno.

”Waktu itu pada masanya dukuhan tersebut sangat wingit dan angker, maka beliau membaca wirit wirit sebagimana beliau baca setiap selesai sholat dan malam harinya beliau membaca wirit kalimat tauhid Illallah- illallah setiap malam keliling desa atau dusun maupun perkampungan tersebut,’’ papar dia.

Diceritakan, mbah Joleno punya keturunan yang bernama Mbah Hartono. Ia menjadi bekel atau kepala desa tanpa pemilihan, melainkan ditunjuk langsung oleh masyarakat.

Baca Juga:  Asal-usul Desa Pacar Peluk Megaluh Jombang: Didirikan Mbah Konde, Jadi Sosok Lurah Era Penjajahan Belanda

Dalam masa hidupnya, Mbah Hartono mempunyai dua anak perempuan dan laki-laki. Masing-masing anak pertama bernama Murti Kadal dan anak kedua bernama Mursahid.

Lalu Murti Kadal dinikahkan dengan seorang yang bernama kholifah Mujnar. Kemudian mbah Mursahid nikah dengan mbah Aryumi.

”Perjuangan beliau dalam bidang keagamaan dilanjutkan oleh banyak tokoh-tokoh agama yang terkenal termasuk mbah Kholifah Mujnar di bagian Kemodo bagian selatan, yang sekarang juga berdiri pondok pesantren dan masjid sampai sekarang,’’

Sedangkan, wilayah Kemodo bagian utara dalam keagamaan dilanjutkan K. Abdul Karim (anak mbah Qomar).

Sementara, untuk Wonoayu Timur ada tokoh agama penerus mbah Hasan Joleno, yang bernama K. Imam Ahmad (Mbah Ahmad).

Baca Juga:  Asal-usul Sejarah Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung Jombang (2): Berkembang Jadi 5 Dusun, Pernah Dijabat 8 Kepala Desa Sejak 1899

Diceritakan, ia adalah tokoh pendahulu yang dimakamkan di makam belakang Masjid Roudiotul Ulum Wonoayu Timur dan sebagian Wonoayu barat.

”Beliau mendirikan pondok pesantren yang namanya Pondok Pesantren Roudlotul ‘Ulum” sampai sekarang masih eksis keberadaanya,’’ papar dia.

Tak berhenti disitu, untuk Wonoayu sebelah barat dibabat oleh mbah Kudo Waningpati dan untuk dusun Mojolegi dan Dukuhsanan dibabat oleh mbah Wirosentono.

”Kemudian, setelah cita-cita semua pemimpin ini terwujud maka dalam suatu pertemuan, disepakati mana yang paling strategis untuk dijadikan perumahan dan mana yang strategis untuk dijadikan lahan lading atau persawahan untuk menentukan nama nama dusun di Dukuhmojo,’’ pungkasnya. (ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *