Asal-UsulLifestylePemerintahanWisata

Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas Meriahkan Sedekah Bumi dengan Kirab Gunungan Hasil Tani

×

Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas Meriahkan Sedekah Bumi dengan Kirab Gunungan Hasil Tani

Sebarkan artikel ini
TRADISI: Pawai gunungan hasil tani mewarnai sedekah bumi di Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (1/2).

Desakita.co – Tradisi sedekah bumi di Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Sabtu (1/2), berlangsung meriah dan khidmat. Rasa syukur serta keguyuban diluapkan melalui kirab 19 gunungan yang berisi aneka ragam hasil bumi. Warga juga mengungkapkan antusiasmenya melalui kreasi hasil tani dan jajanan dalam bentuk replika masjid, rumah, hingga burung.

 

Kepala Desa Jatijejer Akhmad Mujiono mengatakan, sedekah bumi sudah menjadi tradisi turun-temurun yang digelar setiap dua tahun sekali. Setiap rukun tetangga (RT) membawa gunungan yang dikreasikan sedemikian rupa untuk acara masal tersebut. ”Ada 19 gunungan yang diarak ke halaman balai desa lalu direbut bersama-sama,” tuturnya, kemarin.

Baca Juga:  Asal-usul Sejarah Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung Jombang (2): Berkembang Jadi 5 Dusun, Pernah Dijabat 8 Kepala Desa Sejak 1899

 

Belasan gunungan itu mayoritas berisi buah dan sayuran. Namun, ada pula jajanan, hiasan, serta kerajinan produk unggulan desa. Ratusan warga yang antusias langsung berebut gunungan setinggi tiga meter setelah dibawa keliling kampung. Selain berbentuk gunung, tumpeng besar ini juga dikreasi dalam berbagai bentuk replika.

Baca Juga:  Peringati Hari Buruh, PLN UP3 Mojokerto Berikan Bantuan Listrik Gratis

 

Mujiono menyebut rebutan hasil bumi dan kreasinya menjadi simbol keberkahan dan kemakmuran. Warga yang mengikuti kirab juga mengenakan pakaian adat sebagai penghormatan terhadap warisan budaya. Hal ini menjadi bentuk suka cita masyarakat atas limpahan rezeki yang diterima.

Baca Juga:  Sah! Kepala Desa, Perangkat Desa Hingga BPD Wajib dapat BPJS Hingga Tunjangan Purnatugas di Akhir Masa Jabatan, Ini Penjelasan Revisi UU Desa Terbaru Tahun 2024

 

”Intinya ini menjadi upaya syukur warga, karena desa ini lebih makmur dan guyub rukun. Juga doa agar gemah ripah loh jinawi. Selain itu, untuk menghormati leluhur dan melestarikan tradisi,” tuturnya. (adi/ris)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *