DesaKita.co – Suyono sudah puluhan tahun berkiprah di dunia pendidikan.
Mulai menjadi guru, kepala sekolah, pengawas SMK hingga kini jadi koordinator pengawas SMA-SMK dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Kabupaten Jombang.
’’Saya memang bukan kelahiran Jombang asli, namun karir saya hampir semuanya ada di Jombang,’’ kata pria kelahiran Magetan 26 Oktober 1966 ini.
Baca Juga: Desa Kupang, Kecamatan Jetis Gelar Sedekah Bumi, Pawai Gunungan hingga Pagelaran Wayang
Ia mengawali pendidikan dasar hingga menengah di Magetan. MIN 7 Magetan dan SMPN 2 Gorang-Gareng Magetan. Setelah itu, ia mulai merantau.
’’SMA saya di SMAN 4 Madiun. Kemudian IKIP Malang (sekarang UM) jurusan Pendidikan Fisika lulus 1989,’’ terangnya.
Karirnya di dunia pendidikan dimulai dengan menjadi guru honorer di Bojonegoro.
’’Karir saya dimulai dari guru honorer di SMAN 2 Bojonegoro. Sambil menunggu SK CPNS program ikatan dinas,’’ ungkapnya.
Ia kemudian diangkat sebagai CPNS pada 1990. Mengajar di SMPN 1 Jogoroto hingga 1996.
’’Juli 1996 saya ditugaskan sebagai Plt (pelaksana tugas) kepala SMPN 3 Peterongan,’’ tambahnya.
Lalu menjadi kepala SMPN 2 Ploso, SMPN Kabuh, hingga SMPN Kudu. Setelah menjabat kepala sekolah selama lebih dari 13 tahun, ia diangkat sebagai pengawas sejak 2009.
’’Kepala dinas pendidikan waktu itu bilang, saya masih usia 42 dan kategori kinerja kepala sekolah terbaik. Jadi harus promosi jadi pengawas,’’ jelasnya.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih di Jombang Belum Miliki Gedung, Mayoritas Numpang di Kantor Desa
Ia pun ditugaskan sebagai pengawas SMK karena dinilai masih punya waktu panjang untuk belajar. Prestasi demi prestasi ia raih.
’’Pada 2013 saya juara best practice pengawas sekolah tingkat nasional,’’ katanya.
Pada 2015 ia juga meraih penghargaan tingkat nasional. Lalu pada 2016 mendapat predikat Pengawas Berprestasi Nasional.
Mulai 2016, dia sering menjadi narasumber nasional peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dan kepala sekolah. Serta calon pengawas sekolah dan pengawas sekolah.
’’Mulai 2021 baru boleh ikut lomba lagi di tingkat nasional. Pada tahun itu saya mendapat penghargaan sebagai pemakalah terbaik SMK,’’ ujarnya.
Pada 2022 juara lagi tingkat nasional dan dinobatkan sebagai Pengawas Inspiratif Nasional.
Bahkan pada 2022, atau di usia ke-55, ia berhasil merengkuh pangkat tertinggi di PNS, sebagai pembina utama dengan pangkat dan golongan IV-e.
’’Ini mungkin satu-satunya di Jombang, dan mendapat tambahan Batas Usia Pensiun (BUP) 65 tahun,’’ urainya.
BUP tersebut sudah dia dapatkan sejak 2017 saat menduduki pangkat dan golongan Pembina Utama Madya / IV-d,’’ paparnya.
Atas dedikasinya, Suyono menerima berbagai penghargaan. Di antaranya, Satya Lencana Karya Satya XX pada 2015. Satya Lencana Karya Satya XXX pada 2023 dari Presiden RI.
Serta apresiasi Gubernur Jawa Timur pada 2021 dan 2022. Pada 2022, ia juga memperoleh gelar kehormatan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dari Keraton Surakarta.
Pengalamannya tidak terbatas di dalam negeri. Ia pernah melakukan kunjungan ke Singapura serta mengikuti short course di Tiongkok.
Tujuannya beberapa kota besar seperti Shanghai, Hangzhou, Ghuanchu, Zanghcou dan Beijing.
Suyono juga aktif menghasilkan karya inovasi. Sejumlah karyanya antara lain Lakon (2014). Sovi Miko (2015). Sang Kiai (2017). Si Kembang Tahan Diri (2018 dan 2020).
Gelis Bermaen (2020). Pede Kami dalam Kurikulum Merdeka (2022). Kami PKL menuju JP5 (2023), hingga Si Nova Hadir (2025).
Beberapa inovasinya telah mendapat perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham). (riz/jif)












