Dokter Pudji Umbaran MKP tak hanya piawai dalam hal pelayanan. Namun juga visioner dalam memimpin perubahan. Sejak September 2025 lalu, pria kelahiran 10 April 1968, kembali dipercaya menjadi Direktur RSUD Jombang.
Perjalanan panjangnya di dunia kesehatan Jombang dimulai hampir tiga dekade silam. Tepatnya pada Juli 1996, setelah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran di Universitas Airlangga. Dokter Pudji mengawali pengabdiannya sebagai dokter pegawai tidak tetap (PTT) di Puskesmas PTT di Puskesmas Blimbing Kesamben. Kemudian di Puskesmas Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan. Kala itu, akses menuju wilayah tersebut masih sangat terbatas, namun keterbatasan tak menyurutkan semangatnya.
’’Puskesmas itu paling dekat dengan kota, tapi aksesnya paling jelek. Kami berusaha memaksimalkan semua fasilitas yang ada untuk memberikan pelayanan terbaik,’’ kenangnya.
Di bawah kepemimpinannya, Puskesmas Dukuhklopo mencatat prestasi luar biasa. Dengan fokus pada penanganan tuberculosis (TB) dan kusta, ia bersama tim berhasil melayani banyak kasus. Langkah ini tak hanya berhasil memutus rantai penularan. Namun juga membuat wilayah tersebut dinyatakan bebas TB dan kusta. Gebrakan yang dilakukannya itu bahkan menarik perhatian tim pendamping dari Belanda yang datang memberikan dukungan langsung.
Perjalanan karir dr Pudji terus berlanjut. Selepas masa PTT, ia sempat mengabdi di Unit Transfusi Darah PMI Jombang sebagai wakil kepala. Berbagai gebrakan dan inovasi juga ia lahirkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya tahun 2002, ia resmi diterima sebagai PNS di Pemkab Jombang. Dia kembali ditugaskan di Puskesmas Dukuhklopo sebelum akhirnya pindah ke RSUD Jombang pada 2005–2006.
Di RSUD Jombang, ia mengawali peran sebagai dokter fungsional di bagian anak. Ketekunan dan kemampuannya mengelola pelayanan membuat karirnya terus menanjak. Pada 2009, ia dipercaya menjadi Kepala Seksi Pelayanan Medik, lalu naik menjadi Kabid Yanmed dan Keperawatan pada 2010. Tahun berikutnya, ia juga merangkap sebagai Pelaksana Tugas Wakil Direktur hingga akhirnya resmi diangkat sebagai Wakil Direktur RSUD Jombang pada 2012.
Puncak karirnya datang pada 1 Januari 2014, ketika ia dilantik oleh Bupati Nyono Suharli Wihandoko sebagai Direktur RSUD Jombang. Dalam masa kepemimpinannya (2014–2022), rumah sakit mengalami transformasi besar-besaran.
Berbekal latar belakang pelayanan dan kepemimpinan yang matang, dr Pudji membangun RSUD Jombang menjadi rumah sakit rujukan regional dengan layanan unggulan yang terus berkembang. Ia fokus memperkuat sarana prasarana, peralatan kesehatan, serta merekrut dokter spesialis secara masif.
Kesuksesan dr Pudji Umbaran dalam memimpin RSUD Jombang terjadi pada era Pandemi COVID-19. Dengan berbagai macam tantangan, RSUD mampu memberikan pelayanan optimal sekaligus inovasi di tengah era pandemi.
’’Kerja tim menjadi kunci. Tanpa kerja tim yang kuat, semua perkembangan tak mungkin tercapai,” ujarnya tegas.
Dalam menjalani karir di Pemkab Jombang, dr Pudji sempat dimutasi menjadi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2022–2025). Kemudian, pada September 2025, dia kembali menjabat sebagai Direktur RSUD Jombang.
Di era kedua ini, Ia membawa misi baru. Yakni menguatkan layanan stroke center, memperluas pelayanan jantung dan hemodialisis. Serta membangun fasilitas laboratorium dan radiologi modern. ’’Kami juga merencanangkan rencana jangka panjang dengan menghadirkan layanan radionuklir untuk terapi kanker di Jombang agar masyarakat tak perlu jauh-jauh ke Surabaya,’’ terangnya.
Dukungan Keluarga Jadi Penyemangat Mengabdi
Di tengah kesibukannya memimpin RSUD Jombang, Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran MKP tetap menunjukkan dedikasi tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain menjalankan tugas manajerial rumah sakit, ia juga masih aktif melayani pasien di tempat praktik pribadinya.
Meski kini berusia 57 tahun, semangat pengabdiannya tidak surut. ’’Saya juga meluangkan waktu untuk olahraga agar badan tetap fit, sehingga tetap bisa memberikan pelayanan untuk masyarakat,’’ tuturnya.
Di balik aktivitas padat tersebut, dukungan keluarga menjadi penyemangat utama. Ia menikah dengan Tri Agustin Ningrum SH, dan dikaruniai empat anak. Muhamad Afan Amirul Arif, Muhamad Hamzah Farid Azhar, Nadifa Alya, serta Muhamad Ghariy Haikal Aqsa. (ang/jif)