Lifestyle

Berkat Literasi, Warga Desa Wangkalkepuh Gudo Jombang Ini Kuliah Beasiswa Penuh di Taiwan dan Austria

×

Berkat Literasi, Warga Desa Wangkalkepuh Gudo Jombang Ini Kuliah Beasiswa Penuh di Taiwan dan Austria

Sebarkan artikel ini
SENANG: Muhamad Nur Ghoyatul Amin di Vienna City Hall, Desember 2023.

DesaKita.co – Berkat tekun belajar dan rajin membaca, Dr nat techn Muhamad Nur Ghoyatul Amin STP MP MSc, asal Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur, berhasil menempuh pendidikan hingga ke Taiwan dan Austria.

’’Membaca adalah kunci segala hal,’’ kata Amin.

Pria kelahiran Jombang 9 juli 1990 ini tercatat sebagai dosen PNS di Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.

Baca Juga: Mensos Tinjau Banjir di Desa Jombok dan Blimbing Kesamben Jombang, Siapkan Ini untuk Korban Banjir

Amin mengawali pendidikan di MI Al Hidayah Budug, Tugusumberjo, Peterongan. Kemudian MTs Al Hidayah Budug dan SMAN 3 Jombang.

Ia kemudian kuliah S1 di Universitas Trunojoyo Madura jurusan Teknologi Industri Pertanian lulus 2012.

Saat semangat pendidikannya masih membara, ia melanjutkan kuliah S2. Mengambil double degree di dua kampus sekaligus, di Universitas Brawijaya Malang dan National Pingtung University of Science and Technology, Taiwan.

Dua tahun Amin menyelesaikan pendidikan di dua kampus tersebut dengan menggunakan Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2012.

Lulus 2014, Amin kemudian menjadi dosen di Unair pada 2015.

Ditengah perjalanan karirnya sebagai dosen PNS di Unair, ia kemudian kembali melanjutkan kuliah pada 2020 di University of Natural Resources and Life Sciences Vienna, Austria. Kembali menggunakan beasiswa Indonesia-Austria Scholarship Programme 2019.

Sebelum memilih dua universitas tersebut, ia telah mencari tahu soal kampus mana saja yang menerima jalur beasiswa.

Baca Juga: Mensos Tinjau Banjir di Desa Jombok dan Blimbing Kesamben Jombang, Siapkan Ini untuk Korban Banjir

Serta kualitas pendidikan di kampus mana yang paling bagus. Salah satu indikator untuk menentukan bagus atau tidaknya lembaga pendidikan di luar negeri, Amin melihat dari jumlah publikasi ilmiah yang dilakukan kedua universitas tersebut.

Termasuk mempertimbangkan kualitas penelitiannya dan reputasi penelitinya.

Keamanan negara tujuan tempatnya belajar juga harus terjamin. ’’Taiwan dan Austria keamamannya sangat terjamin,’’ katanya. Prinsip work life balance menjadi salah satu alasan Amin ingin belajar di Eropa.

Menurutnya, dua kunci untuk mendapatkan beasiswa adalah dengan sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris dan literasi. Amin menggunakan nilai IELTS. Nilai yang didapatkan juga harus tinggi, atau minimal 6,5.

Amin mempersiapkan kemampuan berbahasa Inggris dengan belajar otodidak. Guna meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, Amin banyak membaca atau mencari referensi yang berbahasa Inggris.

Menurutnya, karya ilmiah dalam bahasa Inggris yang ia baca dapat meningkatkan kemampuan literasi akademik sekaligus kemampuannya dalam berbahasa Inggris.

Baca Juga: Meriahkan HUT BRI ke-129, YBM BRILiaN BO Jombang Gelar Khitanan BRILian

Ia juga sering mendengarkan podcast atau menonton film bahasa Inggris tanpa subtitle. Ia juga sering berkomunikasi dengan warga negara asing untuk mengasah kemampuan Bahasa Inggrisnya.

Amin juga fasih dalam bahasa Jerman. Metode belajarnya sama, dengan rajin membaca, mendengar, dan mempraktikkannya.

’’Bahasa Jerman saya belajar dari nol hanya mendengarkan orang bercicara lalu aku mengulanginya, dan coba buka-buka google translate,’’ jelasnya.

Meningkatkan literasi, merupakan virus yang ingin ia tularkan kepada seluruh anak-anak muda. Ia yang berasal dari daerah, Jombang, kuliah di daerah, Bangkalan Madura. Atmosfer pendidikannya tidak seperti Malang, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya. Namun mampu meraih beasiswa dengan modal literasi.

’’Memperkaya diri kita dengan literasi merupakan salah satu cara agar kita setara dengan mereka,’’ jelas suami Laily Alawiyah tersebut.

Ia memanfaatkan internet dan google secara maksimal. Ia mencari informasi apapun, termasuk tentang beasiswa yang membantunya sukses meraih jenjang pendidikan tertinggi di luar negeri secara gratis.

’’Semua informasi ada di website, mau ke negara manapun juga bisa dicari di google, yang penting syaratnya hanya satu, mau membaca,’’ jelasnya. (wen/jif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *