Pemerintahan

Terancam Overload, TPA Banjardowo Jombang Diperkirakan Bertahan Sampai 4 Tahun

×

Terancam Overload, TPA Banjardowo Jombang Diperkirakan Bertahan Sampai 4 Tahun

Sebarkan artikel ini
TERANCAM OVERLOAD: Alat berat melakukan penataan sampah di TPA Banjardowo.

Desakita.co – Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banjardowo diperkirakan hanya bertahan empat hingga lima tahun ke depan.

Pasalnya, banyaknya pasokan sampai yang masuk ke TPA setiap harinya berpotensi overload.

Pemkab Jombang kini tengah merumuskan agar tempat itu masih bisa difungsikan. Di antaranya melakukan pengelolaan sampah dengan  teknologi.

”Jadi perkiraan kami, empat sampai lima tahun lagi TPA Banjardowo ini sudah penuh, sehingga kami sekarang harus memikirkan alternatif lain,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang Miftahul Ulum melalui Kabid Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau M Amin Kurniawan.

Dijelaskan, sampah yang masuk ke TPA Banjardowo mencapai sekitar 130-140 ton per hari. Padahal selama ini, DLH sudah menggunakan sistem controlled landfill.

Baca Juga: Diresmikan Jokowi, TPA Banjardowo Jombang Baru Mampu Tangani 140 Ton Sampah Per Hari

”Karena itu, kami sekarang mencoba melakukan pengelolaan sampah dengan cara teknologi. Ini masih kami rumuskan, kemungkinan akan bekerja sama dengan BUMD (badan usaha milik daerah),” imbuh dia.

Diakui, pemerintah pusat tahun ini berencana melakukan penutupan 306 TPA yang overload.

Untuk di Kabupaten Jombang, menurut Amin, masih aman.

”Jadi begini TPA yang akan ditutup pusat ini masih memakai open dumping atau ditimbun saja. Ini memungkinkan pencemaran air dan udara, itu yang akan ditindak dan ditutup,” ujar Amin.

TPA Banjardowo, menurut dia, tak termasuk. Karena saat ini sudah menggunakan sistem controlled landfill.

”Artinya semua air lindi sudah masuk ke saluran instalasi pengolahan air limbah, setiap satu bulan sekali kita lakukan penutupan dengan tanah uruk,”  tutur dia.

Baca Juga: Peringati HPSN 2025, DLH Jombang Kolaborasi Komunitas hingga Sekolah Bersihkan Sampah

Itu berkat pemerintah pusat juga sudah melakukan penanganan TPA Banjardowo beberapa tahun lalu.

”Sementara kita belum pakai sistem sanitary landfill, karena berat di biaya operasional.

Setiap dua hingga tiga hari sampah harus kita tutup menggunakan tanah uruk, membutuhkan tanah uruk dan sebagainya yang tidak sedikit,” kata Amin. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *