Pendidikan

Masuki Tahun Pelajaran Baru, SD Negeri di Terpencil di Jombang Ini Baru Mendapatkan 1 Siswa, Ini Penyebabnya

×

Masuki Tahun Pelajaran Baru, SD Negeri di Terpencil di Jombang Ini Baru Mendapatkan 1 Siswa, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
SEMANGAT: Kegiatan belajar mengajar di SDN Sumberaji 2 Kecamatan Kabuh sebelum liburan.

Desakita.co – Tahun pelajaran baru 2024-2025 bakal dimulai Senin (15/7) depan.

Namun hingga (10/7), masih ada beberapa SD negeri (SDN) yang mendapatkan siswa baru dengan jumlah sangat minim.

’’Di sekolah kami yang mendaftar baru satu,’’kata Kepala SDN Sumberaji 2 Kecamatan Kabuh, Wahyudi.

Satu siswa yang mendaftar tersebut satu-satunya warga sekitar sekolah yang memasuki usia SD.

Wahyudi sempat khawatir, siswa tersebut bakal mendaftar ke SDN Sumberaji 1. Sebab, ia sekolah di TK yang satu halaman dengan SDN Sumberaji 1.

’’Mungkin orang tua mau anaknya sekolah di SDN Sumberaji 2. Tapi kadang kan anak-anak biasanya mengikuti teman-temannya. Alhamdulillah dia akhirnya mau sekolah di sini,’’ ungkapnya.

Kondisi yang sama juga terjadi di SDN Pojokklitih 2 Kecamatan Plandaan.

Baru dua siswa yang mendaftar Selasa (9/7). Dua siswa itu usianya masih belum genap tujuh tahun.

Baca Juga: Upaya Tingkatkan Literasi Warga, Desa Terpencil di Jombang Ini Sediakan Perpusdes Tondo Maos

Tepatnya, enam tahun dua bulan.

Kepala SDN Pojokklitih 2, Karmun, mengatakan, untuk mendapatkan dua siswa itu saja menurutnya sangat sulit.

Koordinasi dengan kepala TK, dan guru-guru untuk mencari siswa. ’’Memang dusunnya kecil, penduduk sedikit, dan yang masuk usia sekolah juga sedikit,’’ jelasnya.

Dari tahun ke tahun, SDN Pojokklitih 2 memang kesulitan cari siswa.

Tahun ini hanya meluluskan tiga siswa. Kelas lima yang naik kelas enam tahun ini kosong. Kelas 4 yang naik kelas 5, enam siswa. Kelas 3 yang naik kelas 4, tiga siswa. Yang naik kelas 3 kosong. Dan yang naik kelas dua, empat siswa.

Baca Juga: Desa Terpencil di Jombang ini Kian Berkembang, Pemdes Bangunkan Jalan Lingkungan di Setiap Dusun

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, mengatakan, PPDB SD fleksibel.

Di juknis memang PPDB SD sudah ditutup pada 31 Juli. Tapi jika ada yang mendaftar setelah 31 Juli, dan sekolah masih mencukupi, maka sekolah diwajibkan menerima.

’’Mungkin ditengah Agustus anak lihat gerak jalan terus jadi mau sekolah baru mendaftar, boleh saja diterima. Karena cut-off dapodik maksimal 31 Agustus,’’ terangnya. (wen/jif/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *