Desakita.co Kecamatan Wonosalam tak hanya dikenal sebagai daerah penghasil durian. Namun, kawasan sejuk di lereng Gunung Anjasmoro itu juga menyimpan potensi besar dari komoditas salak. Produksinya bahkan tembus puluhan ribu kuintal per tahun dan menjadi penyumbang terbesar di Kabupaten Jombang.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, luas tanam salak pada tahun 2023 mencapai 171.887 hektare. Angka ini memang mengalami penurunan pada 2024 menjadi 117.759 hektare dan kembali sedikit turun pada 2025 menjadi 117.210 hektare. Meski begitu, capaian produksinya tetap mengesankan.
Pada 2023, total produksi salak mencapai 24.161 kuintal. Jumlah tersebut melonjak signifikan pada 2024 menjadi 61.156 kuintal. Sementara hingga September 2025, tercatat sudah mencapai 5.454 kuintal, dan angka ini diperkirakan masih akan bertambah seiring pendataan yang terus berjalan. ”Alhamdulillah, capaian produksi salak di Wonosalam cukup memuaskan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M Rony.
Ia menjelaskan, Kecamatan Wonosalam menjadi penyumbang terbesar produksi salak di Jombang. Disusul Kecamatan Tembelang, Bareng, dan Diwek. Besarnya produksi ini menunjukkan salak telah menjadi salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi besar untuk terus dikembangkan.
Untuk menjaga produktivitas dan kualitas, Dinas Pertanian Jombang juga telah melakukan berbagai langkah strategis. Di antaranya melalui pelatihan sekolah lapang tanaman hortikultura, pemberian bantuan bibit salak, fasilitasi bantuan alat pertanian, hingga proses identifikasi dan pengajuan Indikasi Geografis (IG) untuk komoditas khas Wonosalam seperti salak dan kopi excelsa. ”Dengan dukungan tersebut, diharapkan salak Wonosalam tidak hanya berjaya di tingkat lokal, tetapi juga mampu menembus pasar yang lebih luas,” pungkasnya. (ang/naz)