Potensi

Gara gara Ini, Panen Tembakau Empat Desa di Kecamatan Plandaan Jombang Mundur

×

Gara gara Ini, Panen Tembakau Empat Desa di Kecamatan Plandaan Jombang Mundur

Sebarkan artikel ini
BELUM DIPANEN: Petani di Desa Kampungbaru, Plandaan menunjukkan tembakau yang masih berusia 2,5 bulan imbas banjir hingga harus tanam ulang.

Desakita.co – Imbas banjir yang melanda tanaman tembakau di utara Sungai Brantas Juli lalu berdampak signifikan.

Sedikitnya empat desa di Kecamatan Plandaan waktu panen mundur. Harusnya September kini awal Oktober dengan luasan lahan hampir 25 hektare.

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Plandaan Didik Purnomo mengatakan, dampak banjir hingga membuat petani harus tanam ulang berdampak ke masa panen.

”Iya, tembakau yang dulu kena banjir sekarang panennya mundur,” kata Didik.

Baca Juga: Hore! 13.250 Petani Tembakau dan Pekerja Rentan di Jombang Bakal Tercover BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan pemetaaan yang dilakukan pihaknya, menyebar di empat desa. Meliputi Desa Klith, Kampungbaru, Plabuhan dan Desa Bangsri. ”Luas lahannya sekitar 25 hektare,” imbuh dia.

Dikatakan, jika normal harusnya wilayah setempat sudah panen dan memasuki akhir panen.

Atau sejak September. Sama seperti wilayah utara Brantas lainnya. Namun, karena kala itu harus tanam ulang mengakibatkan waktu panen juga mundur.

”Rata-rata usia tembakau di sana 2,5 bulan sampai 3 bulan, jadi beda-beda. Telatnya hampir satu bulan, karena dulu harus cari bibit sampai ke Nganjuk dulu,” ujar Didik.

Diperkirakan, wilayah itu baru memasuki awal panen pada awal bulan depan.

”Paling tidak akhir bulan ini (September) atau awal Oktober baru bisa panen, khususnya di daerah Klitih,” tutur dia.

Kecamatan Plandaan tahun ini luas tanam tembakau mencapai 900 hektare.

Baca Juga: Upaya Tekan Angka Pengangguran, Disnaker Gelar Pelatihan Content Kreator di Desa Kromong Jombang

Sebagian besar sudah mendekati akhir panen raya.

”Jadi lahan yang tidak kena banjir sekarang sudah mendekati akhir panen, seperti di Desa Plandaan, Darurejo, Tondowulan dan Desa Purisemanding ini sudah panen semua dan hampir selesai,” kata Didik.

Sementara itu, Karyoso salah seorang petani Desa Kampungbaru mengakui, saat ini belum bisa memanen tembakau. Lantaran musim tanam tahun ini dia harus tanam ulang.

”Juli itu sudah tanam, ternyata kena hujan mati semua. Akhirnya tanam ulang,” kata Karyoso.

Itu membuat, waktu panen juga berubah. Harusnya saat ini sudah hampir selesai, kini baru mendekati awal panen. ”Paling tidak akhir September sudah dipetik,” imbuh dia. (fid/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *