Desakita.co – Semangat anggota Jamiyah Ora Umum Umum PP Izzatul Quran, Kayen, Desa Kayangan, Diwek, patut diteladani.
Meski sudah punya anak bahkan cucu, mereka masih semangat belajar membaca Alquran mulai abata.
’’Sampai saat ini masih jilid 2 tilawati,’’ kata Ustad Budi Al Ashad Alhafiz selaku pengasuh, kemarin.
Jamiyah berdiri 21 Januari 2023. Setiap bakda Magrib, Budi mengajar fasohah di musala pondok.
’’Ngajarnya pakai mik,’’ ucapnya. Suatu ketika, dia didatangi empat orang dari gang 2 Kayen. Mereka mau ikut ngaji tapi minta waktu khusus.
’’Saya awalnya berat. Karena usianya diatas saya. Lalu mereka bilang, kalau saya hanya mau kumpul dengan orang putih, lalu siapa yang mau membimbing mereka untuk mentas dari kegelapan.
Dari situ hati saya tersentuh, sehingga akhirnya mau,’’ urai alumi PP MQ Tebuireng ini.
Ngaji disepakati setiap Sabtu pukul 21.00 di kediaman Cak Dol (Sugiono). Lalu keliling di rumah anggota. Awalnya ngaji klasikal.
’’Mulai Oktober 2023 ngaji setoran tilawati di musala sini (PP Izzatul Quran),’’ terangnya. Sekali setor lima halaman.
’’Awalnya 9 orang, sekarang yang ikut 16 orang,’’ ungkapnya. Setoran menghabiskan waktu dua jam. Dilanjutkan pengajian hadis maupun akhlak.
’’Pukul 23.45 baru selesai,’’ ujarnya.
Mereka sering mengadakan ziarah dan sowan. Malam 27 Ramadan lalu sowan pengasuh PP MQ KH Abdul Hadi Yusuf Alhafiz dan ziarah makam KH Yusuf Masyhar Alhafiz.
Dua kali ke makam Syekh Jumadil Kubro di puncak Gunung Turgo Sleman Yogyakarta.
Tampak dalam foto, berdiri dari kiri: Cak Akhwan, Cak Solah, Cak Yudi, Budi Al Ashad, Cak Iswahyudi, Cak Joko Waras, Cak Dar dan Cak Andik. Duduk dari kiri: Cak Lukman, Cak Karyawan, Cak Abdul Rohman, Pak Lasto Subagiyo, Cak Anto, Pak Mul, Cak Abdul Rohim dan Cak Dol.
’’Usia jangan menghalangi belajar Alquran. Fatihah dibaca dalam salat. Kalau bacanya tidak tepat, lalu bagaimana salatnya?’’ jelasnya. (jif/naz/ang)