Pemerintahan

Pemkab Jombang Gerak Cepat Lakukan PSN, Tren Kasus DBD di Jombang Mulai Menurun

×

Pemkab Jombang Gerak Cepat Lakukan PSN, Tren Kasus DBD di Jombang Mulai Menurun

Sebarkan artikel ini
DISEMPROT: PJ Bupati Jombang Sugiat menyemprot fogging di kelurahan Jelakombo beberapa waktu lalu.

Desakita.co – Tren penyebaran  kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai menunjukkan penurunan.

Hal ini tak lepas dari upaya pemkab melakukan upaya-upaya pencegahan dengan menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Hingga saat ini, tercatat ada dua kecamatan mendapat atensi khusus. Pasalnya, terdapat lebih dari 10 kasus DBD aktif.

Plt kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang Syaiful Anwar mengatakan, tren penyeberan DBD di Jombang mulai menunjukkan penurunan.

Namun, tercatat ada dua wilayah kecamatan jadi perhatian khusu lantaran temuan kasus aktif masih cukup tinggi. Yakni, Kecamatan Jombang dan Kecamatan Sumobito.

Baca Juga:  Kasus DBD di Jombang Renggut 12 Nyawa, Pj Bupati Imbau Warga Getol PSN di Tingkat Desa

”Tren DBD mulai menurun. Tapi, masih ada dua kecamatan yang berstatus kasus aktif paling banyak, yakni Kecamatan Jombang dan Kecamatan Sumobito,” kata Syaiful Anwar, Plt Kepala Dinkes Jombang, kemarin (3/3).

Ia menjelaskan, seluruh wilayah di Kabupaten Jombang sudah menjadi endemis DBD kecuali wilayah utara Brantas.

Sementara dua wilayah kecamatan yang mendapatkan perhatian khusus karena jumlah pasien yang terkena DBD paling banyak, yaitu di atas 10 kasus.

”Tepatnta berapa saya tidak hafal, yang pasti lebih dari 10 orang,” jelasnya.

Baca Juga:  Diduga DBD, Bocah Asal Desa Betek Jombang Meninggal Dunia, Begini Kronologinya

Ia mengatakan, dua kecamatan tersebut diminta untuk melakukan upaya pencegahan lebih intensif, seperti PSN, serta melakukan pencegahan preventif melalui pendampingan dan pemantauan baik dari bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) dinkes, juga puskesmas di dua wilayah tersebut.

”Mulai kepala puskesmas, sampai kader yang ada di desa, semua harus bergerak melakukan pencegahan lebih intensif. Sebab, pencegahan lebih mudah dan tidak berisiko, daripada mengobati,” jelasnya.

Syaiful menyebut, sejak Sabtu (2/3) kemarin, pihaknya tidak menerima laporan kasus baru dari fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) baik puskesmas maupun rumah sakit swasta, serta RSUD Jombang dan RSUD Ploso.

Baca Juga:  Lewat Safari Ramadan, Pemdes Sumberagung Jombang Perkuat Kerukunan Antarwarga

”Per kemarin, nihil laporan baru, tinggal treatment, penyembuhan kasus yang masih ada saja,” jelasnya.

Jumlah pasien yang meninggal juga tidak bertambah.

Terakhir hari Jumat (1/3) lalu pasien asal Kecamatan Gudo.

Keseluruhan total sembilan pasien yang meninggal, satu dewasa dan delapan anak-anak.

”Pasien yang meninggal memang penanganannya agak terlambat, datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi dengus shock syndrom (DSS), seperti ada cairan yang sudah masuk ke jantung dan lain sebagainya,” pungkasnya. (wen/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *