Desakita.co – Imbas Dam Karet Jatimlerek yang jebol membuat petani di Kecamatan Plandaan, sebagian beralih tanam buah.
Hal ini dilakukan karena pasokan air dari Saluran Primer Jatimlerek sangat sedikit.
Menurut Dwijan Santoso salah seorang petani Desa Plandaan, tanam buah menjadi alternatif yang bisa dilakukan petani sekarang ini. ”Hanya sebagian yang masih padi, seperti di Dusun Broto dan Dusun Padangan,” katanya.
Selebihnya, lanjut dia, menanam buah dan tembakau. Hal itu dilakukan lantaran pasokan air dari Saluran Induk Jatimlerek tak bisa mengalir hingga hingga wilayah Plandaan. ”Mau tidak mau sekarang ada yang tanam blewah dan tembakau,” ujar Dwi.
Berbeda dengan tahun lalu, tanam kedua seperti sekarang ini biasanya masih bisa menanam padi. ”Kalau irigasinya normal harusnya masih padi, untuk buah ataupun tembakau biasanya bulan 9 atau 10,” bebernya.
Hal serupa diungkapkan M Fauzan petani di Desa Gebangbunder, Kecamatan Plandaan, yang menyebut sebagian lahan ditanami blewah. ”Rencananya mau padi lagi, berhubung Dam Karet jebol sekarang tanam buah,” ujar dia.
Salah satu pertimbangannya, karena ketersediaan pengairan sawah yang tidak maksimal. ”Yang nanam padi sekarang mengandalkan air dari sumur bor,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang M Rony, mengaku masih melakukan pendataan.
”Sore ini (kemarin, Red) baru terkumpul, sifatnya data umum. Sebenarnya kami juga sudah bersurat ke teman-teman di lapangan untuk segera dilengkapi, dengan batas waktu dua minggu,” katanya.
Karena masih melakukan pendataan, pihaknya belum bisa mengetahui luas tanam padi terdampak dam Jatimlerek yang jebol tersebut.
”Sudah kami sarankan untuk sementara tidak tanam padi, bisa ke blewah, tembakau atau pun labu,” imbuh dia.
Baca Juga: Dampak Dam Karet di Desa Jatimlerek Plandaan Jebol, Luas Tanam Padi Dipastikan Menurun
Jika dalam kondisi normal, baik di Kecamatan Plandaan maupun Kecamatan Ploso, saat ini masih menanam padi.
”Kalau di Jatimlerek tidak ada masalah, harusnya padi. Dengan situasi seperti ini mau tidak mau petani tanam selain padi, bahkan mungkin ada juga sudah terlanjur membuat persemaian ya dibongkar karena keterbatasan air,” pungkas Rony. (fid/bin/ang)