Desakita.co – Pendidikan itu maha penting, begitu menurut Lin Mulyati, Skom.
Guru sekligus proktor atau operator IT SMKN 1 Jombang memegang prinsip, jika manusia adalah pembelajar sepanjang hayat.
”Saya bukan anak orang mampu, sekali saya diberikan kesempatan untuk belajar, maka saya akan memanfaatkan fasilitas itu sebaik mungkin,” kata warga Dusun Bencal, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek.
Lin, sapaan akrabnya, mulai pendidikan sekolah dasar di SDN Balongbesuk 2 yang sekarang telah dimerger dan menjadi SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek, lulus tahun 1991.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Diwek dan lulus tahun 1994, di SMAN 3 Jombang dan lulus 1997.
Baca Juga: Sri Rahayu Wanita Karir Asal Kelurahan Kaliwungu Jombang (2): Jaga Kesehatan dengan Rutin Bersepeda
Setelah lulus SMA, dengan segala keterbatasan keluarganya, Lin melanjutkan kuliah di Politeknik Universitas Brawijaya yang sekarang menjadi Politeknik Negeri Malang, jurusan D3 Teknik Telekomunikasi.
”Saat masih kuliah, yang ada di pikiran saya bagaimana bisa lulus dengan cepat agar bisa segera bekerja, alhamdulillah 2007 saya lulus,” ungkapnya.
Selama kuliah, Lin memanfaatkan waktunya sebaik mungkin, belajar dengan sungguh-sungguh, dan mengambil semua kesempatan demi mendapatkan beasiswa.
”Setiap kesempatan beasiswa, saya ambil, walau saat itu ada yang mengharuskan saya bekerja di kampus untuk dapat beasiswa, saya lakukan itu,” kata wanita kelahiran Jombang, 25 Januari 1979 tersebut.
Setelah lulus 2007, ia bekerja sebagai staf TU di Ikaha (sekarang Unhasy). Ia banyak belajar menyelami dunia kerja ketika menjadi staf TU.
Apalagi saat itu ia dipercaya memegang satu komputer, tak disia-siakan, ia memanfaatkan fasilitas itu sebaik mungkin untuk belajar.
”Ya memang tidak semudah itu berada di lingkungan kerja, tapi saya percaya, apa yang kita hadapi adalah takdir terbaik yang diberikan Allah untuk kita,” katanya.
Setelah menikah dan punya anak tahun 2002, ia ingin melanjutkan kuliah jenjang S1.
Tujuannya, meski menjadi staf TU, ia harus menjadi pegawai yang pintar.
Usahanya juga tak mudah, karena sebelum mendapatkan restu dari suaminya untuk kuliah atau bekerja, ia harus membuktikan, jika semua kegiatan rumah tangga tak keteteran, dan tetap dijalankan sebagaimana mestinya.
”Saya harus bisa menyeimbangkan keluarga, kuliah dan karier, boleh karier tinggi tapi harus seimbang,” ungkapnya.
Restu dari suaminya, Munari, membukakan jalan baginya.
Pada 2007 setelah tamat S1 dari Undar Jombang, ia ambil Akta IV untuk mengajar. Pada 2009, ketika dibuka seleksi CPNS, ia ikut dan lolos. ”Penempatan di SMKN 1 Jombang, sampai sekarang,” bebernya.
Di SMKN I Jombang, Lin ditugaskan sebagai guru TIK. Baru dua bulan menjadi guru, ia diberikan tanggung jawab sebagai ketua program multimedia. Ia banyak belajar dari situ.
”Awal UNBK SMKN 1 Jombang yang pertama menyelenggarakan tahun 2012, mau nggak mau saya dan tim belajar UNBK, SMKN 1 Jombang juga pernah ditempati beberapa ujian, PLPG, PPPK, KPU 2 kali, Bawaslu 2 kali, ujian UT juga di sini, jadi saya dan tim banyak belajar tentang itu,” jelasnya.
Lin memang tak suka berhenti di zona nyaman, apalagi ia bergelut dengan teknologi yang ilmunya begitu dinamis. ”Selama dikasih napas, saya selalu belajar, saya tidak bisa berhenti di zona nyaman, karena saya menyiapkan anak-anak di masa depan,” jelasnya.
Saat ini, Lin menjalani pendidikan Guru Penggerak angkatan ke-11. Motivasinya hanya satu, yaitu berorientasi kepada siswa. Lin menyadari, jika bekal Akta IV saja tak cukup untuk menyelami ilmu keguruan.
Melalui pendidikan Guru Penggerak, ia mempelajari banyak hal.
”Basic saya bukan sebagai seorang guru, ada sisi lain dari diri saya yang harus saya dapatkan dari sisi keguruan, dari Guru Penggerak saya terbuka hati dan pikiran, bagaimana menjadi pendidik yang baik,” ungkapnya. (wen/naz)