DesaKita.co – Jumlah siswa SD negeri (SDN) di Jombang dari tahun ke tahun terus menurun. Rata-rata setiap tahun, jumlah siswa SDN turun 2.000 siswa.
Per Desember 2023, jumlah siswa SDN di Kabupaten Jombang 63.768 siswa.
’’Salah satu faktor yang menyebabkan siswa SDN menurun yakni tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk usia sekolah yang menurun,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen.
Juga karena keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di MI atau SD swasta.
Data di website Jombangkab.bps.go.id menyebutkan, jumlah siswa SDN 2021 total 67.743 siswa. Pada 2022 turun menjadi 65.673 siswa. Serta 2023 turun lagi menjadi 63.768 siswa.
Menurut Senen, angka pertambahan siswa SD swasta setiap tahun mengalami peningkatan, meski tidak banyak. 2021 ada 7.365 siswa.
Tahun 2022 naik menjadi 7.641 siswa. Lalu 2023 naik menjadi 7.648 siswa. Tidak hanya jumlah siswa yang terus mengalami penurunan.
Jumlah sekolah SDN setiap tahun juga menurun. Tahun 2021 ada 493 lembaga SDN. Pada 2022 turun menjadi 492 lembaga.
Kemudian 2023 turun cukup banyak, sehingga tinggal 475 lembaga. Ini karena ada merger besar-besaran yang dilakukan.
Merger terus dilakukan. Utamanya pada sekolah yang berada dalam satu halaman. Itu dilakukan agar pembelajaran lebih efektif, serta persaingan menjadi lebih sehat.
’’Satu halaman, kemudian satu SDN muridnya sedikit, dan SDN lainnya muridnya banyak, kan tidak sehat. Sehingga dijadikan dalam satu kepala sekolah,’’ ulasnya.
Menurut Senen, merger juga menjadi salah satu upaya untuk pemerataan jumlah guru. Sebab, jumlah guru dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan. Tahun 2021 ada 4.928 guru yang mengajar di SDN.
Pada 2022 turun menjadi 4.173 guru. Lalu 2023 turun lagi menjadi 3.986 guru.
Banyak PNS yang purna tugas, sedangkan aturan sejak 2019 tidak diperbolehkan menambah gueu tidak tetap (GTT) baru.
’’Adanya merger ini lumayan mengatasi permasalahan kekurangan guru,’’ tegasnya. (wen/jif/fid)