Desakita.co – Identifikasi kerusakan Dam Karet Jatimlerek Plandaan sudah bisa dilakukan usai pembangunan kisdam selesai dikerjakan. Dari hasil identifikasi sementara, ditemukan sedikitnya dua titik lokasi karet pintu dam yang rusak.
Pantauan di lokasi Senin (1/7) siang, bangunan kisdam atau tanggul darurat untuk menghalau aliran air sudah tersambung di seluruh pintu enam sisi Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh yang jebol.
Beberapa pekerja terlihat sibuk mengidentifikasi kerusakan, terutama pada bagian karet dam.
Terlihat aliran air Sungai Brantas tak lagi menggenangi lokasi itu. Rata-rata pekerja melakukan pembersihan di beberapa titik kerusakan.
”Sekarang sudah mulai pengecekan kerusakan,” kata A Syarifudin salah seorang petugas di lokasi.
Dijelaskan, identifikasi kerusakan sudah mulai berjalan. Untuk sementara, sedikitnya ditemukan dua titik karet yang jebol.
”Sekarang lokasi yang rusak dibersihkan, karena sudah kering,” imbuh dia.
Menurut dia, langkah itu dilakukan sebagai persiapan penanganan semetara.
Sebab, rencananya pintu dari material karet itu bakal diangkat. ”Alatnya sudah datang, nanti karetnya diangkat,” ujar Syarifudin.
Petugas operator juga sudah melakuka pengecekan. Salah satunya dengan menggembungkan karet dengan diisi udara untuk mengidentifikasi titik kebocoran.
”Empat hari lalu dicek, lokasi atau titik mana saja yang bocor,” tutur Syarifudin.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Sultoni mengakui, saat ini penanganan pada pintu enam Dam Karet Jatimlerek masih berjalan.
”Keterangan dari teman-teman balai (BBWS Brantas) masih berlangsung. Mudah-mudahan kebocorannya tidak panjang, karena ketika sudah panjang butuh waktu sampai enam bulan perbaikannya,” kata Sultoni.
Dijelaskan, untuk jangka panjang pintu dam bakal dilakukan redesign usai dilakukan evaluasi.
”Mengarahnya dan kalau jadi ke depan tidak pakai karet lagi, tetapi bendung gerak pintu seperti di Rolak 9 Mojokerto,” ujar Sultoni.
Keterangan diterima saat pertemuan dengan pemilik kewenangan sungai.
”Supaya ketika terjadi apa-apa tidak seperti sekarang ini, waktunya juga tidak lama,” tutur dia.
Sebab, ketika menggunakan pintu gerak risiko terjadi kerusakan kecil. Imbasnya tak terlalu signifikan seperti sekarang ini.
”Secara operasi memang butuh banyak tenaga,” ujar Sultoni. Kendati begitu, pihaknya belum bisa memastikan. Karena belum ada keputusan. ”Waktu itu rencananya dan mengarahnya begitu,” kata Sultoni.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusakan pintu Dam Karet Jatimlerek menjadikan petani di kawasan utara Sungai Brantas kelimpungan.
Dari hasil pendataan sementara yang dilakukan Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, total luas lahan pertanian yang terdampak mencapai hingga 1.341 hektare, tersebar di wilayah Kecamatan Plandaan dan Kecamatan Ploso.
”Dari pendataan yang kita lakukan, total sekitar 1.341 hektare lahan mengandalkan pengairan dari Saluran Primer Jatimlerek,” terang Kepala Disperta Jombang M Rony, Rabu (15/5).
Guna kebutuhan irigasi pertanian, petugas mendatangkan dua unit mesin pompa tujuannya agar petani tetap bisa menggarap sawah.
Sementara itu, perbaikan kerusakan pada pintu enam Dam Karet Jatimlerek hingga kini belum bisa dilakukan.
Petugas hingga kini masih terus mengebut pembangunan tanggul darurat (kisdam) di area pintu 6 dam karet. Setelahnya petugas baru bisa mengecek tingkat kerusakan dan menentukan langkah perbaikan. (fid/naz).