Asal-Usul

Menapak Jejak Berdirinya Masjid Roudlotul Ulum di Desa Dukuhmojo Jombang: Dulunya Musala Panggung, Diyakini Berdiri 1895

×

Menapak Jejak Berdirinya Masjid Roudlotul Ulum di Desa Dukuhmojo Jombang: Dulunya Musala Panggung, Diyakini Berdiri 1895

Sebarkan artikel ini
Masjid Roudlotul Ulum di Dusun Wonoayu, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung

Desakita.co – Masjid Roudlotul Ulum di Dusun Wonoayu, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung Jombang diyakini menjadi salah satu masjid tertua di Jombang.

Masjid yang didirikan KH Imam Achmad ini sudah ada sejak 1800-an. Bahkan, saat ini pondok awal sebagai cikal bakal masjid berdiri masih ada.

Imam Muslim salah satu zuriah KH Imam Achmad menceritakan, masjid dan Pondok Roudlotul Ulum di Dusun Wonoayu didirikan sosok penyebar agama Islam bernama KH Imam Achmad.

”Kepastian didirikan tahun berapa saya kurang tahu. Namun, jika mengaca pada tulisan berupa pahatan kayu yang ada di bedug dan mimbar masjid, yakni antara 1200 Hijriah atau 1800 Masehi dan 1313 Hijriah atau 1895,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang kemarin.

Diceritakan, umur bedug dipercaya lebih tua dari masjid. Dulunya, masjid itu adalah musala panggung yang terbuat dari kayu sebagai tempat beribadah dan mengaji untuk para santri.

”Kalau cerita dari orang tua saya, dulu masjid ini pendek dan tidak seperti ini besarnya,’’ tambahnya.

Masjid Roudlotul Ulum masih terlihat klasik. Sebuah empat soko guru alias empat pilar utama masih kokoh berdiri. Di bagian pojok atas terdapat tulisan pegon dengan model pahatan.

Bagian lantai juga tampak masih menggunakan ubin. Sementara itu, di sisi barat masjid tampak makam KH Imam Achmad pendiri pondok dan masjid di Dusun Wonosalam.

”Begitu juga bangunan pondok di sisi timur masjid. Masih ada dan tetap terawat,” jelas dia.

Masjid Roudlotul Ulum pertama kali direnovasi tahun 1980. Adapun bagian yang direnovasi adalah dinding, lantai, dan plafon. Sedangkan bagian lainnya masih asli.

”Selain itu semuanya masih asli,’’ papar dia.

Hingga kini masjid Roudlotul Ulum tetap terjaga. Selain digunakan ibadah kegiatan para santri, juga digunakan masyarakat umum untuk salat lima waktu, pengajian dan tarawih.

”Kegiatan ibadah untuk masyarakat umum tetap berjalan setiap harinya di sini,’’ pungkasnya. (ang/naz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *