DesaKita.co – Di balik kesibukannya sebagai ibu dari empat anak dan guru mata pelajaran IPS di MTsN 2 Jombang PP Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Ratna Riyadil Jannah berhasil mengukir prestasi membanggakan.
Ia meraih medali perunggu Olimpiade Rihand Creative (ORC) bidang Sejarah tingkat nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang, 26–27 Juli.
’’Kejuaraan ini tentang mata pelajaran Sejarah. Di madrasah saya mengajar IPS yang didalamnya termasuk Sejarah,’’ kata Ratna didampingi Kepala MTsN 2 Jombang Agustin Aminah, Sabtu (2/8).
Baca Juga: Cinta Bahasa Arab, Perempuan Asal Jombang Dapat Beasiswa S2 di Mesir
Ratna Lahir di Surabaya 8 Maret 1984. Dia tumbuh dalam keluarga sederhana sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan almarhum Masruchin dan Nur Hudayana.
Masa kecilnya berpindah-pindah kota mengikuti pekerjaan orang tua, hingga akhirnya menetap di Jombang sejak SMA.
Perjalanan akademiknya dimulai dari SDN Doyong 1 Tangerang lulus 1996. SMPN 1 Pasar Kemis Tangerang lulus 1999. Serta tamat SMAN 1 Jombang pada 2006.
Kecintaannya pada sejarah bermula bukan karena buku atau peristiwa bersejarah, melainkan karena sosok gurunya di sekolah menengah yang mampu menjelaskan dengan cara yang menyenangkan.
’’Awalnya justru ingin jadi polisi. Sudah ambil formulir di Polres Jombang. Tapi karena terkendala tinggi badan, akhirnya saya kuliah ke Unesa ambil Faskultas Ilmu Sosial jurusan pendidikan Sejarah,’’ ujar Ratna mengenang masa mudanya.
Sebelum lulus Unesa pada 2006, Ratna sudah mengajar di beberapa sekolah. Seperti SMP Al Muslimun, SMP-SMA-MTs-MA Miskhat Al Anwar di Jombang dan pernah mengajar di LBB (Lembaga Bimbingan Belajar).
Baca Juga: Hadiri Pemeran Lukisan, Bupati Warsubi Dorong Pelaku Seni Terus Berkarya
Terhitung sejak 2009, ia menjadi tenaga pendidik di MTsN 2 Jombang, dan sempat menjalani penempatan sebagai guru PPPK di MTsN 7 Banyuwangi pada 2024 selama sembilan bulan. Sebelum akhirnya kembali mengabdi di MTsN 2 Jombang.
Meskipun sehari-hari mengajar IPS, semangatnya terhadap bidang sejarah tak pernah padam. Keikutsertaannya dalam ORC awalnya hanya sebagai ajang uji diri.
Namun siapa sangka, ia mampu bersaing dan meraih medali perunggu.
’’Awalnya iseng saja daftar. Tesnya online dan cukup menantang. Tapi saya anggap ini sebagai cara untuk mengukur sejauh mana saya memahami materi sejarah secara akademis,’’ tutur warga Desa Denanyar, Kecamatan Jombang ini.
Dalam event itu, peserta harus menggunakan identitas asli. Berbeda dari banyak kompetisi daring lainnya yang bersifat anonim.
’’Sempat takut, karena harus menyertakan KTP dan sebaginya, tapi justru itu yang bikin tambah semangat belajar,’’ ungkapnya.
Ratna termasuk pribadi yang senang organisasi kampus. Saat kuliah, dia masuk anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) hingga kerohanian Islam.
Dia juga pernah terlibat dalam penelitian lapangan, termasuk ke sejumlah situs sejarah seperti candi. (fid/jif)