Pemerintahan

Kondisinya Sepi! Hak Pakai Kios Pasar Citra Niaga Jombang Terancam Dicabut Pemerintah Jika Pedagang Enggan Tempati Lantai 2

×

Kondisinya Sepi! Hak Pakai Kios Pasar Citra Niaga Jombang Terancam Dicabut Pemerintah Jika Pedagang Enggan Tempati Lantai 2

Sebarkan artikel ini
SEPI: Kondisi lantai II pasar Citra Niaga Jombang sepi kemarin.

Desakita.co – Hak pakai kios pasar citra niaga (PCN) Jombang terancam dicabut dan kembali ke pemerintah. Ini setelah para pedagang enggan kembali menempati kios di lantai 2 karena sepi pembeli.

Seperti terpantau kemarin, banner bertuliskan imbauan masih terpasang di sudut pasar.

“Kepada pemilik kios atau beda di lantai dua PCN harap kembali ditempati, apabila dalam waktu satu bulan tidak ditempati, dari tanggal 25 Januari-25 Februari, maka hak pakai akan kembali ke pemerintah daerah dan akan kami tertibkan sesuai dengan Perbup 18 tahun 2013”.

Kondisi lantai dua PCN memang kumuh. Banyak kios yang ditinggalkan sehingga dalam keadaan rusak. Suasana lapak juga terlihat sangat kotor.

”Minggu kemarin diberi peringatan pedagang untuk kembali di atas,” ujar salah satu pedagang yang wanti-wanti tidak disebutkan di koran.

Bila tidak kembali menempati kios tersebut, lanjutnya, pemkab bakal mencabut hak pakai lapak dan akan kembali dikelola pemerintah daerah.

Baca Juga:  Kasus DBD di Jombang Renggut 12 Nyawa, Pj Bupati Imbau Warga Getol PSN di Tingkat Desa

”Dipasang banner itu hak pakainya akan dicabut apabila tidak ditempati,” ungkapnya.

Dia sendiri mempunyai dua kios yang satunya di lantai dua. Namun, ia tidak akan balik ke lantau dua karena memang sepi pembeli.

”Dulu pernah buka di atas, tidak ada pemasukan sama sekali,” bebernya. Dia mau kembali berdagang diatas apabila pasar dihidupkan kembali dan ditata sedemikian rupa sehingga pasar kembali ramai.

”Kan kesalahan dulu pedagang sayur dan daging ditaruh di lantai dua. Seharusnya ditaruh lantai satu, pakaian di lantai dua,” katanya.

Selain itu, bila pedagang pindah ke lantai dua, maka muncul pedagang baru yang menempati Jl KH Mimbar dan Jl Seroja Jombang.

Sehingga pembeli tidak akan berbelanja ke atas lantaran sudah bisa beli di pinggir jalan. ”Kalau masih ada pedagang di sekitar sini ya tentu saja pembeli tidak mau naik ke atas,” tegasnya.

Baca Juga:  Buntut Proyek Gagal Selesai, BPK Audit Proyek Sentra PKL di Jombang

Sementara itu, jumlah pedagang yang masih bertahan untuk berjualan di lantai dua bisa dihitung jari.

“Kurang lebih ada 20 orang yang masih buka,” sahut Utami salah satu pedagang PCN lantai dua.

Rata-rata pedagang yang masih buka itu merupakan pedagang krecek krupuk atau bahan makanan yang tidak mudah basi. ”Kalau dagang sayur ya alamat tidak laku. Pastinya busuk, karena sepi pembeli,” ungkapnya.

Dia sendiri yang berjualan bahan tidak mudah basih saja, pernah dalam satu hari tidak dapat pelanggan satu pun.

Padahal, dirinya setiap hari masih ditarik retribusi keamanan maupun retribusi pasar. ”Sering tidak dapat pembeli sama sekali. Tapi malah bayar retribusi,” bebernya.

Meski begitu, dirinya tetap memilih bertahan karena tidak tahu lagi harus berjualan ke mana.

”Karena lapak ini peninggalan orang tua dulu. Jadi kalau tidak diteruskan sayang,” tegas Utami.

Baca Juga:  Warga Wajib Tahu, Pelayanan KTP-el di Kecamatan di Jombang Sementara Dihentikan, Ini Penjelasannya

Dikonfirmasi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jombang Suwignyo, membenarkan pemasangan banner himbauan kepada para pedagang.

Hanya saja, dirinya tidak bisa memberikan keterangan banyak. ”Ya, itu kita pasang tanggal 25 Januari kemarin,” pungkasnya.

Kondisi hampir sama terlihat di Pasar Perak. Bedanya, belum genap setahun diresmikan, Pasar Perak mulai dikeluhkan.

Selain banyak atap lapak bocor, penataan lapak juga sempit sehingga para pedagang tidak betah berjualan di dalam pasar dan memilih pindah ke tempat lain.

Menurut Maulana, 68, salah seorang pedagang, gara-gara lapak bocor, banyak pelanggan yang enggan datang berbelanja untuk membeli dagangan.

Akibatnya bisa ditebak, omset penjualan gerabah merosot tajam. Selain atap bocor, menurutnya tata letak lapak di lantai 2 juga terlalu sempit. Hal ini yang membuat pelanggannya ogah mampir ke lantai 2. (yan/bin/ang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *