Pemerintahan

Tinjau Bencana Longsor di Desa Sambirejo Wonosalam Jombang, Pj Bupati Jombang Pertimbangkan Wacana Relokasi Warga Terdampak

×

Tinjau Bencana Longsor di Desa Sambirejo Wonosalam Jombang, Pj Bupati Jombang Pertimbangkan Wacana Relokasi Warga Terdampak

Sebarkan artikel ini
PANTAU LOKASI: Pj Bupati Jombang Sugiat memantau lokasi bencana tanah gerak di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jumat (8/3) siang.

Desakita.co – Pj Bupati Jombang Sugiat mewacanakan relokasi warga terdampak tanah gerak di di Dukuh Sumberlamong, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam.

Dalam waktu dekat, langkah itu akan segera dikoordinasikan dengan semua pihak. Tujuannya, demi keselamatan warga.

”Terkait tanah gerak nanti kita evaluasi lagi, jika memang tanah itu berbahaya dan tidak bisa ditempati maka kita lakukan relokasi,” ujarnya saat turun langsung memantau kondisi rumah korban bencana tanah gerak, kemarin (8/3) siang.

Didampingi isri tercinta Yayuk Sugiat dan sejumlah kepala OPD, ia menyapa warga dan menyampaikan duka atas bencana yang terjadi.

Ia juga meninjau posko dan dapur umum di lokasi dan menyerahkan bantuan kepada warga terdampak.

Mengenai tindaklanjut penanganan bencana tanah gerak, Pj Bupati Sugiat akan melakukan beberapa langkah.

Salah satunya relokasi warga ke lahan yang lebih aman. Dijelaskan, opsi relokasi akibat tanah gerak yang dilakukan memang bukan perkara mudah.

Bagi sebagian warga meninggalkan tanah kelahiran juga sesuatu yang berat. Apalagi di tempat kelahiran pasti ada kenangan yang tak mudah hilang.

Namun demikian, keselamatan warga adalah prioritas utama. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pemangku kepentingan, pemerintah dengan warga.

“Kita berharap warga paham, jangan sampai karena harta bendanya yang masih di lokasi tanah gerak, tidak mau dievakuasi,” jelasnya.

Lebih dari itu, ia juga akan segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Koordinasi itu berkaitan dengan penyediaan lahan relokasi.

”Saya sudah komunikasikan bersama BNPB, saya minta bantuan untuk menyelesaikan masalah ini,’’ tegas Sugiat.

Sementara itu,  Kepala Pelaksana BPBD Jombang Bambang Dwijo Pranowo menjelaskan, ada 15 rumah ditetapkan sebagai kawasan bencana merah atau terbatas tetap.

Termasuk 10 rumah yang mengalami retak dan ambles, Kamis (7/3).

“Konsekuensinya masyarakat harus waspada. Tidak boleh ada pendatang keluar masuk, yang bertahan juga harus waspada,” lanjutnya melalui Stevie Maria Supervisor Pusdalops Jombang.

Setelah melakukan peninjauan, 10 rumah itu dipastikan tak bisa ditempati lagi.

Untuk rekomendasi memang butuh penanganan lebih lanjut seperti relokasi.

Karena itu warga yang terpaksa keluar dari rumahnya harus ditampung di sejumlah pengungsian, sembari menunggu tindaklanjut.

“Posko siaga juga berdiri di dekat lokasi untuk menjaga kejadian serupa di sekitarnya,” imbuh dia.

Terlebih dengan kondisi curah hujan yang masih tinggi, potensi kejadian serupa di titik rumah lain masih sangat terbuka.

“Petugas siaga di lokasi, kalau memang dinilai membahayakan warga yang masih bertahan akan diajak mengungsi,” pungkasnya. (ang/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *