Desakita.co – Dinas PUPR Jombang optimistis tujuh proyek strategis daerah pekerjaannya selesai tepat waktu.
Saat ini ada dua paket sudah tuntas dikerjakan. Diharapkan, dengan makin meningkatnya infrastruktur jalan bisa menekan laju inflasi.
Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi mengatakan, dari 10 paket proyek strategis daerah, yang masuk kewenangan pihaknya ada tujuh paket.
Enam di antaranya pekerjaan di Bidang Bina Marga. ”Alhamdulillah sampai pertengahan Agustus dua paket sudah selesai, lainnya masih berproses dan on progres,” kata Bayu.
Dua paket yang sudah tuntas masing-masing peningkatakan jalan ruas Mojoagung-Mojoduwur dan peningkatan jalan Kasemen-Tanggungan.
Sedangkan paket lainnya, peningkatan jalan Blimbing-Gudo, Cukir-Mojowarno, Kedungjati-Tondowulan, dan rehab jembatan Catakgayam-Rejoslamet, serta pembangunan Kecamatan Diwek saat ini masih berjalan.
Secara kontrak rata-rata dijadwal selesai pada 26 September nanti.
”Semoga semua selesai tepat waktu, karena pekerjaannya masuk ruas jalan utama, seperti Cukir-Mojowarno,” imbuh dia.
Dijelaskan, seluruh pekerjaan jalan yang masuk proyek strategis daerah merupakan ruas utama jalan kabupaten.
Selain jadi jalan penghubung antar kecamatan, juga menuju pusat ekonomi dan kawasan peruntukan industri (KPI).
Di antaranya ruas Mojoagung-Mojoduwur, sudah dua tahun terakhir pemkab fokus melakukan penanganan ruas jalan itu.
Baik dilakukan pengecoran, pengaspalan hingga pelebaran. ”Karena di sana sudah di-plot menghubungkan KPI di Grogol dan Karangwinongan,” ujar dia.
Makin ditingkatkannya infrastruktur jalan menurut Bayu, diharapkan selain bisa mendatangkan investor juga menekan inflasi.
”Jadi pertama, ketika ruas utama sudah ditingkatkan harapan kami ada investor yang mau berinvestasi di Jombang, kedua secara tidak langsung akan membantu inflasi bisa terkendali,” tutur Bayu.
Baca Juga: Alami Pendangkalan, Dinas PUPR Jombang Lakukan Normalisasi Saluran Pembuang di Desa Pandanwangi
Sebab, ketika pusat ekonomi sudah terhubung. Akses jalannya memadahi akan berdampak ke distribusi barang.
”Karena salah satu faktor kelancaran distribusi itu dari kondisi jalan, ketika jalan sempit (distribusi) tidak akan lancar dan pengaruh ke harga,” ujar dia.
Begitu sebaliknya, masih menurut Bayu ketika jalan sudah memadahi akses distribusi barang tak tersendat bisa turut serta pengaruh ke harga barang.
”Ketika konsumsi bahan bakar semakin tinggi, otomatis barang yang akan sampai dan dijual di Jombang akan semakin mahal,” kata dia.
Karena itu, ruas jalan utama tahun ini selain dilakukan perbaikan juga dilebarkan.
”Jadi pusat ekonomi terhubung, begitu juga pusat KPI, dan jalur distribusi dari pusat ekonomi bisa terlayani,” ujar Bayu. (fid)