Pendidikan

Cara SMPN 1 Jogoroto Lahirkan Generasi Beakhlakul karimah: Adakan Jumat Berkah Hingga Pengajian Keputrian

×

Cara SMPN 1 Jogoroto Lahirkan Generasi Beakhlakul karimah: Adakan Jumat Berkah Hingga Pengajian Keputrian

Sebarkan artikel ini
INOVATIF: 1. Sunarti, kepala SMPN 1 Jogoroto.

Desakita.co – SMPN 1 Jogoroto terus berupaya meningkatkan keilmuan siswa dalam berbagai bidang.

Salah satunya dengan pembiasaan sedekah dan kegiatan pengajian keputrian yang dilaksanakan pada hari Jumat.

’’Ini kami laksanakan di luar KBM (kegiatan belajar mengajar), di luar mata pelajaran yang harus dipelajari siswa,’’ kata kepala SMPN 1 Jogoroto, Sunarti.

Setiap Jumat, guru dan karyawan datang ke sekolah dengan membawa makanan.

Baik itu makanan berat, maupun kue-kue seadanya untuk diberikan kepada siswa.

Penanaman karakter sedekah makanan diberi nama Jumat Berkah.

Sehingga siswa bisa mencontoh untuk saling berbagi.

Baik kepada sesama teman maupun kepada orang lain. Setiap Jumat pagi ada sekitar 250 – 300 bungkus makanan atau kue untuk siswa.

Kegiatan pengajian keputrian diterapkan sekolah sejak dilaksanakannya lima hari sekolah di SMPN 1 Jogoroto.

Sabtu dan Minggu mereka libur. Siswa putra harus mengikuti salat Jumat di masjid Al Ikhlas SMPN 1 Jogoroto.

Untuk mengisi waktu kosong, siswa putri juga memiliki kegiatan sendiri, yaitu dengan pengajian keputrian.

Seluruh siswa putri mulai kelas 7 sampai kelas 9 dikumpulkan menjadi satu di aula. Dibina oleh ibu guru pendidikan agama Islam dan pembimbing mulok, membahas materi fiqih wanita.

’’Itu awalnya karena siswa putri tidak ada kegiatan selama siswa putra melaksanakan salat Jumat.

Jadi kami selingi dengan menambah wawasan kewanitaan, yang tidak dibahas bersama siswa laki-laki.

Agar anak-anak tidak malu. Jadi lebih bebas dan terbuka, dalam pembahasan masalah keputrian termasuk pergaulan siswa putri’’ ulasnya.

Ia berharap, siswa SMPN 1 Jogoroto memperhatikan detail ilmu kewanitaan.

’’Anak zaman sekarang harus dibekali ilmu seperti itu. Agar wawasan pendidikan agamanya juga kuat, dan menjadi penangkal maraknya medsos yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku siswa terutama siswa putri,’’ urainya. (wen/jif/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *