Desakita.co – Kejelekan tidak harus dibalas dengan keburukan. Justru ketika dibalas dengan kebaikan, maka hasilnya akan luar biasa.
’’Bullying yang dibalas dengan pujian dan kebaikan, maka akan menghentikan si pelaku sehingga tidak mengulangi,’’ kata Kepala Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Unipdu, Achmad Farid PhD, saat menyampaikan materi pada kajian Ramadan yang digelar PSQ di Islamic Center Unipdu, Sabtu (30/3).
Sebagaimana tuntunan yang disebutkan dalam QS Fussilat 34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Farid lantas mencontohkan panduan menolak bullying yang diajarkan di Inggris.
’’Ketika kita dibilang ugly (jelek), disuruh balas dengan bilang; You are handsome (kamu tampan),’’ terangnya.
Orang tua, guru dan semua pihak harus berupaya mencegah bullying. ’’Sebab dampaknya bisa sangat panjang,’’ ungkapnya.
Farid lalu menceritakan sebuah penelitian di Inggris. Pada 1958 peneliti mendata 7.771 anak yang mengalami bullying.
40 tahun kemudian, tepatnya pada 1998, peneliti kembali mendatangi anak-anak korban bullying tersebut. Tentu mereka sudah berumur 50 tahun.
Peniliti ingin melihat dampak bullying terhadap korban setelah 40 tahun. ’’Hasilnya menunjukkan, anak-anak korban bullying itu fisik dan psikologinya tidak baik,’’ paparnya.
Mereka mudah depresi bahkan ada yang ingin bunuh diri.
’’Pendidikan mereka juga lebih rendah dibanding anak-anak yang tidak mengalami bullying,’’ ungkapnya.
Maka anak harus dididik agar tidak menjadi pelaku bullying. Dan ketika menjadi korban bullying mereka berani lapor. (jif/naz/ang)