Desakita.co – Jumlah SD negeri (SDN) di Kabupaten Jombang terus berkurang dari tahun ke tahun. Ini karena banyak SDN yang dimerger tiga tahun terakhir.
’’Untuk pemerataan, kami melakukan merger beberapa tahun terakhir, sehingga jumlah lembaga SDN terus berkurang,’’ kata Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, kemarin.
Pada 2021, ada 493 lembaga SDN. Tahun 2022 turun menjadi 492 lembaga. Pada 2023 semakin ramping, tinggal 474 lembaga karena ada merger besar-besaran yang dilakukan.
Menurut Senen, merger menjadi satu-satunya cara paling efektif untuk pemerataan. Utamanya pada SDN yang berada dalam satu halaman.
Sehingga persaingan akan semakin sehat untuk mendapatkan siswa.
Merger juga berguna untuk pemerataan jumlah tenaga pendidik. Jumlah guru yang terus berkurang setiap tahun dapat diatasi dengan merger sekolah.
Sehingga jumlah kekurangan guru dapat ditekan.
’’Merger dilakukan jika sekolah berada dalam satu halaman, atau jarak maksimal 100 meter,’’ ungkapnya.
Merger SDN juga bakal dilakukan tahun ini. Senen telah memiliki tim analisa yang menentukan SDN layak dimerger atau tidak.
’’Sudah ada beberapa SDN yang kami nilai akan dimerger. Untuk jumlahnya nanti menunggu kepastian,’’ terangnya.
Jumlah siswa SDN juga terus menyusut setiap tahun. Pada 2021, ada 67.743 siswa SDN. 2022 turun menjadi 65.673 siswa.
Dan 2023 turun lagi menjadi 63.768 siswa.
Menurut Senen, salah satu penyebabnya, tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk usia sekolah yang menurun.
Juga karena meningkatnya keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak di MI atau SD swasta. (wen/jif/ang)