Pendidikan

Perjuangan Aisyah Mafaza Nur Aulia, Santri Ponpes Darul Ulum Jombang yang Idolakan Menlu Retno Marsudi

×

Perjuangan Aisyah Mafaza Nur Aulia, Santri Ponpes Darul Ulum Jombang yang Idolakan Menlu Retno Marsudi

Sebarkan artikel ini
Aisyah Mafaza Nur Aulia santri Ponpes Darul Ulum Rejoso Jombang

Desakita.co – Aisyah memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-citanya.

Seperti cita-citanya menjadi Yuk Jombang yang kini sudah tercapai, kini Aisyah termotivasi untuk meraih cita-cita besarnya menjadi menteri luar negeri.

Remaja pengidola Menlu Retno Marsudi berharap bisa melanjutkan studi kelak di Universitas Airlangga Surabaya.

”Sekarang masih kelas XI, saya sangat ingin kuliah di Universitas Airlangga mengambil jurusan Hubungan Internasional,” kata gadis kelahiran Sidoarjo, 10 November 2006 itu.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi salah satu wanita idolanya.

Kecerdasan Menlu Retno memotivasinya untuk belajar bahasa Inggris lebih giat, mengikuti berbagai event untuk bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran sebanyak-banyaknya.

”Saya sudah memiliki beberapa tabungan sertifikat dan piagam untuk masuk di jurusan yang saya impikan itu, tapi saya masih kelas XI, belum tahu nanti kelas XII ganti lagi atau tidak cita-citanya,” ungkapnya sambil tersenyum manis.

Menurutnya, pendidikan bagi perempuan sangat penting.

”Bagi saya, kemajuan sebuah negara tidak hanya ada di tangan laki-laki, tapi juga perempuan, apalagi perempuan nanti yang akan melahirkan anak-anak penerus bangsa, perempuan yang jadi madrasah pertama untuk anak-anak ke depan,” tambah remaja asal Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto tersebut.

Aisyah tinggal di Asrama Hidayatul Quran Pondok Pesantren Darul Ulum.

”Ayah dan bunda memberikan gambaran, sekolah di sini, mondok di sini dengan segala plus minusnya, hanya memberikan gambarannya, dan saya sendiri yang memutuskan mondok di Darul Ulum,” katanya.

Tinggal di pondok, Aisyah yang kini mendapatkan tugas sebagai Yuk Jombang 2023, ketua OSIS, serta Putri SMASA 2022/2023 harus bisa membagi waktunya dengan baik.

Sejak kecil, Aisyah sudah terbiasa mengikuti banyak kegiatan, mulai dari menari, karate, renang.

Public speaking sudah terasah sejak dini, ia juga terampil dalam membawakan puisi, teater, bercerita, dan berpidato.

Ia harus memilah, kegiatan apa yang harus diprioritaskan dan kegiatan apa yang dapat diwakilkan.

Kesibukannya juga diimbangi Aisyah dengan menjaga kebugaran tubuhnya.

Tidak terlalu ribet menurutnya menjaga kesehatan ala santri.

Cukup makan makanan yang disediakan pondok dan rutin puasa Senin dan Kamis.

”Karena makanan yang disediakan pondok pasti sudah dipertimbangkan nilai gizinya, jadi saya rasa itu sudah cukup, tidak perlu jajan yang aneh-aneh di luar,” katanya.

Untuk olahraga, Aisyah hanya berolahraga ketika ada kegiatan senam pondok atau kegiatan mata pelajaran PJOK di sekolah.

”Karena waktunya terbatas di pondok dan di sekolah, jadi olahraganya ketika ada kegiatan pondok dan sekolah saja,” pungkasnya. (wen/naz/ang)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *