Desakita.co – Gema salawat dilantunkan MAN 1 Jombang untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (18/9) di halaman MAN 1 Jombang. Dr Hj. Saadatul Athiyah, MPd, Kepala MAN 1 Jombang, berharap, seluruh warga madrasah mampu merasakan dahsyatnya salawat.
”Anak-anak banyak yang belum tahu, bahwa manfaat salawat sangat luar biasa dahsyatnya.
Nabi bersabda Man sholla alayya waahidan, shollallahu alaiha asyron, Barangsiapa membaca salawat satu kali, maka Alloh akan membalas 10 kebaikan padanya, kata Atik panggilan akrab kepala MAN 1 Jombang.
Maulid kali ini mengusung tema “Pesan Damai Rasulullah, Menguatkan Karakter Nusantara Baru, Indonesia Maju”. Acara maulid nabi berlangsung meriah, siswa sangat antusias mengikuti kegiatan.
Baca Juga: Gelar Diklat Jurnalistik, Cara SMAN 1 Jombang Hidupkan Website Sekolah
Dimulai dengan pembacaan istighosah, dilanjutkan pembacaan ayat sucu Alquran, kemudian pembacaan solawat nabi yang dipimpin grup banjari Mizanul Mahabbah, juga ceramah agama yang disampaikan oleh Dr KH Abdul Kholiq Hasan, MHI dari Tambak Beras.
Kali ini, Atik menggelar kegiatan di halaman MAN 1 Jombang, bukan di masjid. Itu karena ia ingin penceramah, dan siswa bertatap muka secara langsung. ”Kalau di masjid tidak bisa face to face langsung dengan tim solawat juga penceramahnya,” jelasnya.
Materi yang disampaikan, mengajak siswa untuk mengikuti, meniru dan melaksanakan ajaran yang dicontohkan Rasulullah SAW terutama terkait masalah akhlak.
Harapan dari kegiatan PHBI tersebut dapat dipetik hikmah, agar siswa lebih giat untuk menjalankan ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid Nabi tersebut adalah bagian dari upaya kami untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada siswa, tidak hanya dapat materi keagamaan di dalam kelas, tapi mereka dapat tambahan wawasan juga mendapatkan berkah dari Maulid,” jelasnya.
Baca Juga: Guru Aqidah Akhlak MAN 1 Jombang Ida Inayahwati: Puasa dan Akhlak Mulia
Agar situasi tidak pasif, selain menyampaikan materi, penceramah juga memberikan kesempatan tanya jawab pada para siswa dan siswi. Mereka yang bisa menjawab mendapatkan hadiah dari penceramah.
”Kami berharap ini jadi budaya yang baik ketika ada kegiatan, dengan memberi pertanyaan pada siswa siswi dan kemudian mereka menjawabnya” harapnya.
Gudangnya Peneliti Muda, Gaungkan Islam Melalui KTI
MAN 1 Jombang juga terkenal dengan budaya penelitian yang dilakukan oleh siswa.
Karya tulis ilmiah (KTI) yang telah dibuat, mampu menembus prestasi hingga tingkat nasional.
Baru-baru ini, sebanyak tiga KTI siswa MAN 1 Jombang mampu menembus 30 besar Madrasah Young Researchers (MYRES) 2024.
”Hasil penelitian siswa kami sangat luar biasa, saya rasa kemampuan penelitiannya sudah setara dengan mahasiswa S2 bahkan S3, betul-betul dilakukan dengan serius dan totalitas,” ungkap bangga Dr Hj. Saadatul Athiyah, MPd, Kepala MAN 1 Jombang.
MYRES 2024, tim MAN 1 Jombang bersaing dengan 9.000 lebih judul KTI.
Baca Juga: Punya Majalah Matriks, Ini Cara SMAN 1 Jombang Kembangkan Skill Jurnalistik
Tujuh diantaranya lolos hingga 120 besar, dan tiga diantaranya masuk dalam 30 besar. ”Hanya enam yang diambil, sayangnya tidak tembus sampai grand final, tapi hasil anak-anak sudah sangat baik,” katanya.
Tak putus harapan, sebanyak delapan tim MAN 1 Jombang juga berikhtiar untuk meraih prestasi yang lain yaitu Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang dilaksanakan oleh Dikbud.
”Mudah-mudahan, perjuangan anak-anak bisa berhasil di sini,” jelasnya.
Menurutnya, siswa MAN 1 Jombang mengerjakan KTI dengan sangat maksimal, tidak hanya sekedar menulis, juga tidak dibuat-buat. Ada proses panjang yang sudah mereka lampaui, penelitian yang betul-betul diuji, juga tidak ada rekayasa.
”Bahkan kalau sedang mengerjakan penelitian, kadang sampai jam 10 malam di madrasah, mulai dari diskusi mengerjakan, mencari referensi dari jurnal-jurnal,” katanya.
MAN 1 Jombang juga mensyiarkan Islam melalui penelitian.
Sebab judul yang diangkat tidak hanya tentang sains, humaniora, tapi juga tentang keagamaan.
Misalnya penelitian yang pernah diangkat yaitu dengan judul Kepopuleran Syi’ir Gus Dur Dalam Perspektif Masyarakat Jombang Melalui Kajian Semiotik dengan mewawancarai 15 takmir masjid se-Kabupaten Jombang.
Menurut Atik, dalam mencari peneliti yang handal, juga perlu seleksi alam. Mulai dari penggalian bakat, minat melalui kegiatan ekstrakurikuler, pemantauan guru yang mengampu mata pelajaran, hingga melakukan pembinaan.
”Jika kuat maka akan bertahan, jika tidak kuat pasti mereka mundur, semuanya seleksi alam, dan selaku pimpinan madrasah hanya support dan mewadahi potensi mereka agar dapat berkembang dengan baik dan maksimal,” pungkasnya. (wen)