Uncategorized

Masjid Al Istiqomah Desa Mojongapit Jombang, Awalnya Musala Kecil, Kini Jadi Bangunan Bertingkat Usung Konsep Semi Modern

×

Masjid Al Istiqomah Desa Mojongapit Jombang, Awalnya Musala Kecil, Kini Jadi Bangunan Bertingkat Usung Konsep Semi Modern

Sebarkan artikel ini
GAGAH: Masjid Al Istiqomah di Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang memiliki dua lantai. (Azmy Endiyana/Radar Jombang)

DesaKita.co – Masjid Al Istiqomah di Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang merupakan salah satu masjid tua yang ada di Kecamatan Jombang.

Sebelum menjadi bangunan masjid yang megah seperti sekarang, dulunya merupakan musala kecil dari bambu.

Abdul Ghofur salah satu takmir Masjid Al Istiqomah mengatakan, musala didirikan KH Soleh, salah satu tokoh agama sekitar 1960. Saat itu bangunan musala sangat sederhana. Dindingnya masih dari bambu.

”Dulu bangunan musalanya sangat kecil. Hanya muat 15 orang.

Karena belum memiliki masjid, setiap kali menjalankan salat Jumat, warga harus pergi mencari masjid terdekat. Dalam perkembangannya, sekitar 1970 warga berkeinginan mendirikan masjid karena di Desa Mojongapit dulu tidak ada masjid. ”Akhirnya adainisiatif KH Baidlowi Soleh yang merupakan anak KH Soleh untuk membangun masjid,” ungkapnya.

Saat difungsikan sebagai masjid, bangunan musala Al Istiqomah tidak banyak diubah. Bangunan masjid belum semegah bangunan saat ini.

Akan tetapi, masjid cukup nyaman untuk digunakan beribadah, yang paling penting bisa dipergunakan untuk salat Jumat. ”Ya bangunannya sangat sederhana tidak seperti sekarang,” bebernya.

Pada tahun 1998 rehap pertama dilakukan, yakni bangunan bertahan hingga saat ini. Konsep bangunan masjid gabungan antara masjid kuno dan masjid semi modern.

”Yang desain ini juga pengurus masjid sendiri bapak KH Cahyadi. Saya juga tidak tahu konsepnya dari mana,” ungkapnya.

Akan tetapi, lanjut pria yang kerap disapa Ghofur ini, bangunan atau khas seperti masjid Jawa kuno Demak, yang berbentuk atap tumpang. Sedangkan bangunan sendiri berbentuk masjid kekinian semi modern dengan dua lantai. Sehingga bangunan terkesan megah.

”Untuk serambinya itu mirip bangunan masjid di pondok pesantren KH Moh Djamaludin Achmad Tambakberas,” bebernya. Saat ini menjadi bangunan yang cukup megah.

Sejumlah material peninggalan masjid lama masih tetap digunakan. Seperti mimbar masjid yang masih dipertahankan. ”Mimbarnya ini bekas bangunan masjid lama. Tapi dimodifikasi agar lebih bagus lagi,” pungkas Ghofur. (yan/naz/fid)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *